Jumat 30 Dec 2022 00:05 WIB

BPBD Tangerang Tingkatkan Pengawasan dan Kewaspadaan Cuaca Ekstrem

BPBD telah menyiapkan 200 orang personel yang tersebar di posko-posko kedaruratan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Awan mendung terlihat dari kawasan Gading Serpong dan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. Ilustrasi.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Awan mendung terlihat dari kawasan Gading Serpong dan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Langkah ini diambil menyusul peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di daerah itu.

"Dengan adanya peringatan dini dari BMKG terkait cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, kita (BPBD) sudah siap siaga, terutama kami fokus mengawasi daerah pesisir pantai," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Kamis (29/12/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan dalam kesiapsiagaan menghadapi terjadinya bencana, BPBD telah menyiapkan 200 orang personel yang tersebar di posko-posko kedaruratan di setiap wilayah. Selain itu BPBD Tangerang menyiapkan sejumlah peralatan pendukung seperti perahu karet, mesin penyedot air, tenda kedaruratan, dan lain sebagainya.

"Tentu personel kita siagakan di 11 pos, termasuk di Mako. Begitu juga peralatan pendukung dalam penanganan kebencanaan," kata Ujat.

Ujat menyebutkan untuk Kabupaten Tangerang tercatat ada beberapa wilayah yang rawan terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor. Adapun wilayah rawan banjir ada di Kecamatan Cisoka, Tigaraksa, Pasarkemis, Kelapa Dua, Teluk Naga, dan Pakuhaji. Sementara kejadian bencana longsor sering terjadi di Tanjung Buring, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Legok, Solear, dan Panongan.

"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga. Kalau memang tidak ada kepentingan mendesak sebaiknya jangan keluar, mengingat sekarang sudah masuk puncak musim hujan di akhir tahun," ungkap dia.

Sebelumnya, salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut potensi hujan ekstrem hingga badai dahsyat terjadi pada 28 Desember 2022. Hal itu membuat masyarakat khawatir akan bencana tersebut. Namun, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab pada Selasa (27/12/2022) mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023.

Peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada tanggal 30 Desember 2022. Terkait badai, BMKG menjelaskan bahwa menurut terminologi meteorologi adalah bagian hujan lebat dan angin kencang yang biasanya terkait dengan siklon tropis atau angin kencang yang menyertai cuaca buruk berkecepatan sekitar 64-72 knot. Atas prakiraan cuaca tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memperbarui informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG.

Baca juga : Salju Turun di Wilayah Arab Saudi, Apakah Termasuk Tanda Kiamat?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement