Kamis 29 Dec 2022 15:24 WIB

Tiga Kecamatan di Kabupaten Pinrang Terendam Banjir Rob

Banjir terjadi usai hujan deras dan tingginya air pasang laut di Pinrang

Rep: Dian Fath Risalah/Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nur Aini
Banjir Rob (ilustrasi) Banjir rob menggenangi tiga wilayah di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sejak Jumat (23/12/2022) pekan lalu.
Foto: Antara
Banjir Rob (ilustrasi) Banjir rob menggenangi tiga wilayah di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sejak Jumat (23/12/2022) pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banjir rob menggenangi tiga wilayah di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sejak Jumat (23/12/2022) pekan lalu. Banjir terjadi usai hujan deras dan tingginya air pasang laut sehingga menyebabkan banjir yang merendam permukiman warga. "Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, hingga Rabu (28/12) pukul 08.30 WIB, banjir masih menggenangi permukiman warga yang berada di Kelurahan Pallameang wilayah Kecamatan Mattiro Sompe, Desa Tasiwalie Kecamatan Suppa dan Desa Binanga Karaeng Kecamatan Lembang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (29/12/2022).

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, banjir menyebabkan 1.709 kepala keluarga terdampak dan sebanyak 1.790 unit rumah warga terendam dengan ketinggian muka air bervariasi antara 30 hingga 50 sentimeter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pinrang dan juga tim gabungan hingga kini masih berada di lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, pemantauan dan penanganan bencana lebih lanjut, mengingat ketinggian banjir masih bisa naik sesuai dengan kondisi pasang surutnya air laut.

Baca Juga

Merujuk pada peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk Jumat (30/12) dan Sabtu (31/12), wilayah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang berpotensi terjadinya hujan dengan itensitas sedang hingga lebat serta angin kencang. Hal itu khususnya pada wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan bagian barat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. Selain itu, adanya potensi gelombang setinggi 4 hingga 6 meter di wilayah Selat Makassar bagian selatan pada tanggal 27 Desember 2022 sampai 03 Januari 2023.

Menanggapi potensi bencana yang akan ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta seluruh unsur terkait, untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memperhatikan informasi cuaca di wilayah masing-masing, jika hujan satu jam berturut-turut agar berhati-hati dan mencari tempat yang lebih aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement