Selasa 27 Dec 2022 18:23 WIB

Cegah Banjir, Pemkot Bandung Tambah Kolam Retensi

Pemkot Bandung telah memiliki tujuh kolam retensi dalam mencegah banjir.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana Kolam Retensi Wetland Park Ciraga di daerah Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, usai diresmikan Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Selasa (27/12/2022). Pemkot Bandung telah memiliki tujuh kolam retensi dalam mencegah banjir.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana Kolam Retensi Wetland Park Ciraga di daerah Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, usai diresmikan Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Selasa (27/12/2022). Pemkot Bandung telah memiliki tujuh kolam retensi dalam mencegah banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim penghujan yang akan berlangsung selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2023. BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.

Kota Bandung, sebagai wilayah yang memiliki resiko bencana hidrometeorologi yang cukup tinggi juga tengah menggencarkan upaya untuk meminimalisir resiko banjir dan longsor, salah satunya dengan membuka kolam-kolam retensi.

Baca Juga

Sejauh ini, ada sebanyak tujuh kolam retensi yang telah diresmikan, antara lain di Taman Lansia, Kandaga Puspa, Sarimas, Sirnaraga, Rancabolang, Gedebage, dan terakhir di Cibiru. 

“Mudah-mudahan ini bisa membantu mengurangi dampak banjir yang biasa terjadi di kota bandung, karena memang walaupun tidak hujan, kita sering dapat banjir kiriman,” ujar Yana saat meresmikan Kolam Retensi Ciraga Wetland Park di Kelurahan Cisurupan, Cibiru, Selasa (27/12/2022).  

Yana mengatakan, di tengah situasi dan cuaca yang cukup ekstrem ini perlu adanya upaya tambahan untuk mengurangi resiko banjir di Kota Bandung, salah satunya melalui kolam-kolam retensi, biopori, sumur imbuhan, rumah pompa dan lainnya.

Menurutnya, tempat ini bukan hanya dapat menurunkan dampak bencana banjir, namun juga dapat menjadi ruang-ruang publik dan destinasi wisata bagi masyarakat Kota Bandung. 

“Masyarakat kota bandung membutuhkan ruang ruang publik yang edukatif, murah meriah, sambil kita juga berupaya mempertahankan daya dukung lingkungan hidup sekitar,” kata Yana.

Kolam retensi ini, kata dia, nantinya juga akan menjadi wadah parkir air sehingga debit air yang turun ke Kota Bandung dapat diminimalisir. Dia juga mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga fungsi dari kolam retensi melalui pengedukasian dan sosialisasi tentang pentingnya peran lingkungan hidup dalam keberlangsungan hidup kini dan nanti. 

“Sehingga tak ada kelebihan air ke Kota Bandung jika hujan besar terjadi, fungsi tambahannya ini menjadi ruang publik dan destinasi wisata,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement