Rabu 21 Dec 2022 07:26 WIB

UMM Luncurkan Laboratorium CoE PLTS

Laboratorium ini mampu mendorong mahasiswa untuk lebih tahu cara mendesain PLTS.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meresmikan laboratorium Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5,82 kWp.
Foto: Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meresmikan laboratorium Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5,82 kWp.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meresmikan laboratorium Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5,82 kWp. Peresmian yang dilaksanakan pada akhir November lalu ini dihadiri oleh tim dari perusahaan manufacture inverter asal Taiwan, Goodwe Technologies Co Ltd dan PLN yang memberikan dana CSR.

Ada pun laboratorium tersebut dibangun dalam waktu kurang dari tiga pekan dibantu oleh PT Adidaya Renewable Energy dan PT Jayatama Adi Sentosa sebagai kontraktor utama. Menariknya, tidak hanya peresmian, Fakultas Teknik (FT) juga melangsungkan seminar yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan ratusan siswa SMK di wilayah Malang.

Country Sales Manager Goodwe Indonesia, Richard Merchury  menjelaskan, pembangunan laboratorium ini sangat bagus. Apalagi melihat ekosistem PLTS di Indonesia masih tergolong baru.

"Sehingga akan banyak kesempatan luas, baik dari sisi bisnis maupun lapangan kerja," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Keberadaan laboratorium PLTS juga dinilai strategis untuk membangun kompetensi mahasiswa teknik elektro. Hal ini terutama di bidang perancanan, pemasangan dan operasional. Begitu juga dengan upaya perawatan terkait PLTS yang tentu dibutuhkan. 

Sementara itu, energi surya dinilai cukup menjanjikan meskipun masyarakat awam masih belum banyak mengerti. Ditambah lagi dengan ketidaktahuan tentang regulasi pemerintah mengenai penggunaan PLTS. 

Pada kesempatan yang sama, Alwan Zanuar selaku engineer dari PT Adidaya Renewable Energy mengatakan, laboratorium ini mampu mendorong mahasiswa untuk lebih tahu bagaimana memasang dan mendesain sebuah PLTS. Dengan demikian, lahan eksplorasi mahasiswa bisa meningkat.

Menurutnya, laboratorium ini dapat dikembangkan dan diintegrasikan dengan pembangkit yang lain. "Apalagi melihat potensi renewable energy dan green energy semakin maju dan masif," ucapnya.

Dia berharap mahasiswa bisa mempelajari banyak hal terkait PLTS di laboratorium ini. Kemudian juga bisa memberi pemahaman lebih kepada masyarakat awam bahwa PLTS bisa menjadi alternatif yang baik. "Bukan hanya bagi mereka, tapi juga bagi lingkungan,” katanya.

Sementara itu, penanggungjawab Center of Excellence (CoE) PLTS, Basri Noor Cahyadi, mengungkapkan laboratorium ini memiliki sederet tujuan khusus. Salah satunya bertujuan untuk menunjang praktikum mahasiswa CoE PLTS. Bahkan juga dijadikan sebagai uji kompetensi skala P3 baik itu mahasiswa maupun orang luar yang ingin mendapatkan sertifikasi profesi.

Laboratorium ini juga menjadi pusat energi baru terbarukan, khususnya dalam penguatan CoE PLTS. Dia berharap akan muncul berbagai inovasi baru seperti penelitian-penelitian di bidang solar charge controller hingga battery management.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement