Senin 19 Dec 2022 20:14 WIB

BNPB Jelaskan Alasan Erupsi Semeru tidak Menimbulkan Korban Jiwa

Relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa keberhasilan relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa saat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, pada awal Desember 2022
Foto: AP/Imanuel Yoga
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa keberhasilan relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa saat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, pada awal Desember 2022

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa keberhasilan relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa saat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, pada awal Desember 2022. Erupsi yang terjadi tahun ini lebih luas karena berdampak pada empat kecamatan dan enam desa, sedangkan erupsi tahun lalu dominan terjadi pada dua kecamatan dan sembilan desa.

"Kami syukuri pada kejadian 4 Desember 2022 lalu, sama sekali tidak ada korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers bertajuk pengarahan bencana yang dipantau di Jakarta, Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Abdul menuturkan seluruh penduduk yang sebelumnya berada pada wilayah terdampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2021 lalu, kini sudah dipindahkan ke tempat relokasi yang aman dari jangkauan erupsi. Kegiatan relokasi pemukiman penduduk itu berlangsung cepat. Ketika Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021, pemerintah langsung menyiapkan lahan relokasi pada 13 Desember 2021.

Sebulan kemudian tepatnya pada 13 Januari 2022, lahan itu mulai dibersihkan. Pada 27 Maret 2022, lahan itu mulai dibangun rumah-rumah lengkap dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial. "Masyarakat yang berada di wilayah terdampak pada tahun 2021, kini sudah tidak lagi menghuni rumah-rumah di daerah (terdampak) itu," kata Abdul.

Ia mengapresiasi respon cepat masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi kondisi darurat ketika Gunung Semeru mengalami erupsi. Pada 4 Desember 2022, ketika awan panas guguran terjadi pukul 02.46 WIB, sejam kemudian masyarakat langsung mengungsi ke tempat aman agar tidak terkena dampak erupsi tersebut.

"Meskipun biasanya dari mulai terjadi awan panas guguran sampai ke kawasan terdampak pada tahun 2021 butuh waktu, tetapi pada pagi hari itu, Minggu (4/12), pemukiman sudah kosong dan masyarakat sudah mengungsi," papar Abdul.

BNPB mengharapkan agar daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 dan 4 Desember 2022 harus kosong dari pemukiman. Aktivitas yang bersifat sementara, seperti aktivitas ekonomi harus memperhatikan level kewaspadaan gunung api tersebut.

"Ketika level III ada larangan untuk tidak beraktivitas di sepanjang 17 kilometer sampai Besuk Kobokan, atau ketika itu naik level IV sama sekali tidak boleh ada orang di situ," kata Abdul.

"Tetapi ketika turun ke level II, kita bisa beraktivitas lagi di sekitar daerah kawasan yang pernah terdampak, tetapi tentu saja jangan pernah menghilangkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement