Kamis 15 Dec 2022 12:32 WIB

Indonesia Dinilai tak Boleh Lengah pada 2023 Meski Ekonomi Tumbuh

Pada 2023 Indonesia menghadapi banyak tantangan yang harus diwaspadai.

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir menilai meskipun pertumbuhan ekonomi semakin membaik, Indonesia tidak boleh berpuas diri dan lengah pada 2023. Menurut Pandu, pada 2023 Indonesia menghadapi banyak tantangan yang harus diwaspadai dan juga pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.

"Tahun 2023 kita tidak boleh takabur, tidak boleh overconfidence, lihat sebagai kesempatan dan hati-hati karena ketidakpastian global sangat tinggi, perang masih berlanjut, inflasi tinggi walaupun mungkin ada orang bilang ada penurunan suku bunga di tengah tahun terakhir. Tapi kita tidak bisa melihat itu sebagai suatu masalah, melainkan tantangan untuk memperkuat ekonomi domestik kita," ujar Pandu dalam keterangan di Jakarta, Kamis (15/1/2022).

Baca Juga

Sejak berhasil keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19, sejumlah indikator ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang memuaskan. Pada kuartal I 2022, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,01 persen, lalu 5,44 persen pada kuartal II, dan 5,72 persen pada kuartal III 2022.

Pandu menyampaikan, keberhasilan menyelenggarakan B20 dan G20 membuat Indonesia meraih kepercayaan besar di mata dunia. Ia berharap momentum tersebut dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya pada tahun depan untuk memperkuat perekonomian Indonesia.

"Bagaimana cara memaksimalkan kesempatan itu? Kita harus eksekusi, eksekusi, eksekusi di semua lini. Karena kita sedang dapat kepercayaan. Dan jangan lupa Indonesia itu user of capital, pengguna pendanaan dari dalam dan luar negeri. Tugas kita adalah bagaimana mengelola dan menginvestasikan ke Indonesia dan bisa eksekusi dengan baik. Jadi menurut saya tahun 2023 itu tahun eksekusi," ujar pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) itu.

Untuk bisa memaksimalkan ekonomi domestik, lanjut Pandu, diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan pihak swasta., sehingga nantinya Indonesia tidak terlalu bergantung pada ekspor-impor. "Bagaimana kita perkuat belanja pemerintah dengan alokasi yang pas, lalu bagaimana dari sisi private sector investasi dan penggunaan dana dieksekusi dengan baik, itu penting," kata Pandu.

Selain itu, Indonesia juga harus bersiap menghadapi ASEAN Summit pada Februari 2023 mendatang di mana Indonesia bisa melihat pasar ASEAN sebagai salah satu potensi untuk perindustrian Indonesia. "Di sinilah kita bisa menggerakkan roda ekonomi kita, kita bisa menunjukkan kepemimpinan, di mana kita sudah dapatkan kepercayaan yang amat sangat penting ketika orang melihat Indonesia sebagai counterparty yang positif dan baik," kata Pandu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement