Rabu 14 Dec 2022 11:54 WIB

AS Berencana Kirim Sistem Pertahanan Patriot ke Ukraina

Patriot dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara AS yang paling canggih.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Rudal Patriot terlihat di Bandara Rzeszow-Jasionka, 25 Maret 2022, di Jasionka, Polandia, saat Presiden Joe Biden tiba untuk menaiki Air Force One menuju Warsawa, Polandia. Pejabat AS mengatakan pemerintahan Biden siap untuk menyetujui pengiriman baterai rudal Patriot ke Ukraina, akhirnya menyetujui permintaan mendesak dari para pemimpin Ukraina yang sangat membutuhkan senjata yang lebih kuat untuk menembak jatuh tembakan Rusia yang masuk.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Rudal Patriot terlihat di Bandara Rzeszow-Jasionka, 25 Maret 2022, di Jasionka, Polandia, saat Presiden Joe Biden tiba untuk menaiki Air Force One menuju Warsawa, Polandia. Pejabat AS mengatakan pemerintahan Biden siap untuk menyetujui pengiriman baterai rudal Patriot ke Ukraina, akhirnya menyetujui permintaan mendesak dari para pemimpin Ukraina yang sangat membutuhkan senjata yang lebih kuat untuk menembak jatuh tembakan Rusia yang masuk.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang menyelesaikan rencana untuk mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Dua pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Washington dapat mengumumkan keputusan itu secepatnya pada Kamis (15/12/2022).

Patriot dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara AS yang paling canggih. Sekutu AS di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendapatkan sistem pertahanan ini. 

Baca Juga

Sebelumnya, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah memperingatkan NATO agar tidak memperlengkapi Kiev dengan pertahanan rudal Patriot. Dia mengatakan, kemungkinan Kremlin akan melihat langkah tersebut sebagai peningkatan eskalasi.

Sistem Patriot akan membantu Ukraina mempertahankan diri dari gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia yang telah menghantam infrastruktur energi negara itu. Serangan ini membuat warga Ukraina menghadapi pemadaman listrik, pemanas, dan air di tengah musim dingin. Seorang pensiunan letnan kolonel Angkatan Darat dan mantan pemimpin kebijakan Ukraina di Gedung Putih, Alexander Vindman, mengatakan, mendapatkan kemampuan pertahanan udara Patriot akan sangat signifikan bagi pemerintah Kiev.

"Ini akan cukup mampu menghadapi banyak tantangan berbeda yang dimiliki Ukraina, terutama jika Rusia membawa rudal balistik jarak pendek dari Iran," ujar Vindman. 

Pentagon menolak berkomentar mengenai rencana pengiriman sistem Patriot. Sementara Ukraina juga enggan berkomentar. Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan, Kiev mengadakan pembicaraan militer tingkat tinggi dengan Washington pada Selasa (13/12/2022).

Salah satu pejabat AS mengatakan, pasukan Ukraina kemungkinan akan menerima pelatihan di Jerman sebelum peralatan Patriot dikirim. Vindman menyatakan, pelatihan itu bisa memakan waktu beberapa bulan.  

Pentagon mengatakan, lonjakan serangan rudal Rusia baru-baru ini bertujuan untuk menghabiskan pasokan pertahanan udara Ukraina. 

Oleh karena itu, Amerika Serikat dan sekutunya telah mengirimkan lebih banyak pertahanan udara ke Kiev. Mulai dari sistem era Soviet hingga sistem Barat yang lebih modern.

Washington telah menyediakan sistem pertahanan udara NASAMS. Menurut Pentagon sistem ini dapat mencegat rudal Rusia di Ukraina.  

Di Paris, sekitar 70 negara dan institusi menjanjikan bantuan lebih dari 1 miliar euro untuk membantu menyediakan air bersih, makanan, energi, kesehatan, dan transportasi Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia. Kepala perusahaan listrik YASNO, Sergey Kovalenko, mengatakan, perbaikan jaringan listrik terus berlangsung. Tetapi Ibu Kota Kiev hanya memiliki dua pertiga dari total daya yang dibutuhkan.  

Dalam pidato video kepada parlemen Selandia Baru pada Rabu (14/12/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, kerusakan lingkungan dari perang Rusia akan mempengaruhi jutaan orang selama bertahun-tahun. Dia mengatakan, serangan Rusia telah mencemari lautan dan 3 juta hektare hutan Ukraina.

"Puluhan sungai tercemar, ratusan tambang batu bara kebanjiran, lusinan perusahaan paling berbahaya, termasuk perusahaan kimia telah dihancurkan oleh serangan Rusia. Semua ini akan berdampak langsung pada jutaan orang," kata Zelenskyy, merujuk pada kebocoran bahan kimia berbahaya dan kontaminasi dari tambang dan amunisi.

"Anda tidak dapat membangun kembali alam yang hancur, sama seperti Anda tidak dapat memulihkan kehidupan yang hancur," kata Zelenskyy.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement