Selasa 13 Dec 2022 06:00 WIB

Tingkatkan Gairah Dakwah Internasional, SIC STAIL Gelar Seminar Bahasa

Bahasa Inggris penting sebagai alat dakwah internasional

STAIL Internasional Class (SIC) STAIL Surabaya,  menggelar seminar bahasa yang dirangkai dengan mini workshop English for Adab pada Sabtu (3/12/2022) lalu.
Foto: Dok STAIL Surabaya
STAIL Internasional Class (SIC) STAIL Surabaya, menggelar seminar bahasa yang dirangkai dengan mini workshop English for Adab pada Sabtu (3/12/2022) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Bahasa Inggris merupakan bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Wajar saja jika bahasa Internasional ini menjadi bahasa utama yang digunakan di berbagai sektor global. Baik itu perdagangan, akademik, dunia digital dan sebagainya.

Dalam upaya meniti jalan terbangunnya gairah menguasai bahasa asing ini, STAIL Internasional Class (SIC), sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang fokus pada pengembangan bahasa di lingkungan mahasiswa STAIL Surabaya, menggelar seminar bahasa pada Sabtu (3/12/2022) lalu.

Baca Juga

Acara yang diselenggarakan di Aula Rahmat Rahman, Kampus 1 STAI Luqman al Hakim (STAIL) tersebut mendatangkan dua narasumber, yaitu Mr Ifran Hadi, salah satu penggagas Rumah Bahasa Surabaya dan Mr Ahmad Mubarak, penemu konsep English for Adab, Pare, Kediri.

Dalam sambutannya, Ketua SIC, Basitul Yadain, menekankan urgensi bahasa sebagai alat komunikasi dalam menyebarkan dakwah.

“Hari-hari ini, Islamophobia ada di mana-mana. Bahkan di negara Muslim sendiri. Jadi, ini adalah persoalan global, dan jika kita ingin berpartisipasi membendung hal tersebut, mari belajar bahasa Inggris, supaya kita bisa menjelaskan kepada dunia tentang kebenaran Islam,” ujar mahasiswa semester 7 tersebut.

Sementara itu, Ustadz Robinsah, mewakili STAIL, dalam sambutannya, lebih menekankan para peserta untuk semangat mempelajari bahasa asing dengan menyetir sebuah kisah Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan seorang sahabat untuk menguasai bahasa Ibrani.

“ Rasulullah pernah meminta Zaid bin Haritsah agar belajar bahasa Ibrani. Dan luar biasanya, Zaid mengusai bahasa tersebut hanya dalam waktu 3 bulan. Jadi, belajar bahasa dengan niat untuk agama, itu jelas mengikuti sunnah Nabi,” ujar dosen STAIL ini.

Adapun Mr Ifran Hadi dalam pemaparannya menekankan banyaknya peluang yang dimiliki oleh mereka yang mampu berbahasa Inggris. Menurut pria lulusan Monash University, Australia ini, perubahan yang terjadi sekarang dan yang akan terjadi di masa depan adalah milik mereka yang paham bahasa Inggris. “Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa 25 persen penduduk dunia menggunakan bahasa Inggris,” kata Ifran Hadi.

Lebih lanjut, ia juga memberi tips-tips yang akan membantu dalam mempelajari bahasa Inggris. Menurutnya, kunci berbahasa adalah praktik.

“Masalahnya, orang Indonesia itu malas praktik dan kurang konsisten. Itu saya perhatikan dari pengalaman mengajar bahasa Inggris,” Ucap lelaki yang telah lama berkecimpung sebagai pegawai pemkot Surabaya ini.

Adapun Ahmad Mubarak saat menyampaikan materinya, mengungkapkan, bahasa Inggris bukan hanya soal pendidikan dan pekerjaan. “Sebagai mahasiswa kampus Islam, ada nilai strategis lain yang juga harus kita lihat, yaitu soal bahasa Inggris sebagai alat dakwah internasional,” ujarnya.

Seminar yang dirangkai dengan mini workshop English for Adab tersebut dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai pada pukul 17.00 WIB dan ditutup oleh Waket 1 STAIL, Ustadz Nur Huda.

“Semoga ini terus berlanjut. Apalagi dengan konsep yang Islami begini, yang menekankan pada dakwah internasional, insya Allah akan menjadi amal jariyah. Siapa yang menyeru seseorang kepada kebaikan, maka ia akan diberi balasan sebagaimana balasan yang diterima orang yang ia seru jika melakukan kebaikan tersebut,” tutur ustadz asli Kediri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement