Kamis 08 Dec 2022 22:05 WIB

AP II Proyeksi Bandara Soekarno-Hatta Layani 80 Juta Penumpang di 2030

AP II telah memiliki rencana pengembangan kapasitas di Bandara Soekarno-Hatta.

Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fauzan
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) menyampaikan bahwa Bandara Soekarno-Hatta diproyeksikan melayani penumpang mencapai sekitar 80 juta penumpang pada 2030 dan terus tumbuh hingga pada 2035 mencapai 100 juta penumpang. Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengungkapkan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sangat penting dan perlu dilakukan lebih masif guna menjaga dan meningkatkan daya saing bandara terbesar di Indonesia ini di tingkat global.

"Ada satu prognosa, pada 2030 penumpang Bandara Soekarno-Hatta bisa mendekati 80 juta penumpang, dan pada 2035 menembus 100 juta penumpang," kata Awaluddin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Awaluddin menuturkan AP II telah memiliki rencana pengembangan kapasitas (capacity planning) guna mengantisipasi backlog baik untuk sektor angkutan penumpang maupun kargo di Bandara Soekarno-Hatta, di antaranya pembangunan Terminal 4 dan Cargo Village. Ia mengatakan Terminal 4 akan menjadi terminal penumpang terbesar di Indonesia dengan kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang. Sedangkan Terminal 1 dan 2 juga akan direvitalisasi menjadi total kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang.

Sementara, revitalisasi Terminal 3 berpotensi meningkatkan kapasitas menjadi 35 juta penumpang, sehingga nantinya Bandara Soekarno-Hatta akan memiliki kapasitas total lebih dari 100 juta penumpang. "Kita lihat dengan kondisi yang ada, jika keputusan kita tidak cepat dalam membangun Terminal 4 maka akan menjadi isu. Level of service akan turun, image dan reputasi bandara akan turun," ujarnya.

Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan AP II juga akan membangun kawasan Cargo Village yang salah satunya untuk mengakomodasi sektor e-commerce. "Tahun depan ekspansi Cargo Village, paling lambat akhir 2024 atau awal 2025 kita punya Cargo Village yang memiliki kapasitas 1,5 juta ton - 2,2 juta ton per tahun atau jauh lebih banyak dibandingkan dengan Terminal Kargo eksisting dengan kapasitas sekitar 600.000 ton per tahun," katanya.

Ia mengatakan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta juga harus mencakup aksesibilitas.Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi kota mandiri atau aerocity yang lengkap pada 10-20 tahun ke depan dan akan menjadi destination point, di mana juga akan memunculkan isu aksesibilitas.

"Saat ini saja komunitas pekerja di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 50.000 - 60.000 per hari ditambah dengan penumpang yang sebelum pandemi mencapai 160.000 - 190.000 per hari. Denyut nadi kehidupan tidak berhenti di Bandara Soekarno-Hatta,? katanya.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta saat ini sudah berjalan dengan sangat baik. Namun demikian, pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sangat urgen untuk dilakukan secara masif dan cepat untuk mengakomodir pertumbuhan penumpang ke depannya.

"Jika tidak cepat dikembangkan akan terjadi kongesti untuk penumpang, kalau untuk pergerakan pesawat masih bagus karena Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki tiga runway (landas pacu)," katanya.

Sekjen Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Aseperindo) Trian Yuserna mengatakan Bandara Soekarno-Hatta memerlukan pergudangan kargo khusus untuk e-commerce. Dia menuturkan Bandara Soekarno-Hatta harus mampu menjadi hub pergudangan kargo untuk e-commerce di kawasan Asia Tenggara, di mana saat ini hub tersebut ada di negara lain.

Kata dia, peran Bandara Soekarno-Hatta untuk pengiriman barang bukan hanya penting dan strategis tapi justru menjadi salah satu lokomotif bersama untuk kebangkitan pertumbuhan perekonomian nasional karena dia akan menjadi hub nasional pengiriman di seluruh Indonesia maupun hub transhipment internasional.

"Kalau pengiriman e-commerce itu ada hub Asia Tenggara. Kita sempat diskusi supaya ada pusat layanan berikat e-commerce di Bandara Soekarno-Hatta sehingga ada proses additional value, sehingga bisa pengiriman dari Asean itu dikumpulkan di Jakarta, di pusat berikat ee-commerce tersebut," ujar Trian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement