Jumat 09 Dec 2022 01:22 WIB

Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor

Sejumlah sektor industri manufaktur membutuhkan semikonduktor sebagai komponen utama.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
 Pengunjung melihat dan menelusuri mobil selama Indonesia International Motorshow di Jakarta, 04 April 2022. Industri otomotif merupakan salah satu industri manufaktur yang membutuhkan semikonduktor sebagai komponennya.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Pengunjung melihat dan menelusuri mobil selama Indonesia International Motorshow di Jakarta, 04 April 2022. Industri otomotif merupakan salah satu industri manufaktur yang membutuhkan semikonduktor sebagai komponennya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mempercepat pembangunan ekosistem industri semikonduktor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin melonjakyang sejalan dengan target Making Indonesia 4.0.

"Oleh karena itukami kerahkan kemampuan bangsa dari ahli elektronik hingga mikroelektronik," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) KemenperinTaufiek Bawazier lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Langkah strategis itu akan menopang peningkatan produktivitas dan daya saing sejumlah sektor industri manufaktur yang membutuhkan semikonduktor sebagai komponen utamanya.

Taufiek mengungkapkan Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada tahun 1986 silam. Bahkan mampu ekspor dalam bentuk chip semikonduktor yang nilainya mencapai Rp135 juta pada masa itu.

"Oleh karenanyaupaya membangun kembali industri semikonduktor di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence ini menjadi peluang yang sangat besar. Sebabbutuh peta jalan 10-20 tahun ke depan tentang industri semikonduktor yang bisa mengisi kebutuhan dalam negeri," paparnya.

Menurut Taufiek, Kemenperin sedang menyiapkan pusat desain semikonduktor di Bandung, Jawa Barat. "Seluruh universitas dan akademisi akan masuk dalam skema ekosistem tersebut," ujarnya.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito mengatakanindustri semikonduktor menghasilkan komponen vital dari teknologi di tengah megatrendseperti remote working, Artificial Intelligence (AI) dan Electric Vehicle (EV).

"Semikonduktor diproduksi sebagai komponen peralatan listrik/elektronik seperti dioda, Integrated Circuit (IC), dan transistor," ujarnya.

Adapun silikon menjadi material building block bagi industri semikonduktor. Silikon dapat dihasilkan dari pengolahan bahan baku silika (SiO2), antara lain pasir silika, kuarsit, dan batu kuarsa dengan beragam proses.

"Tetapi saat ini belum ada industri pengolahan silika hingga wafer silicon (1-5) di Indonesia," ungkap Warsito.

Untuk itu Kemenperin terus berupaya menguasai industri strategis mulai dari sektor hulu, intermediate, hingga hilir, termasuk dalam pengembangan industri semikonduktor. Langkah ini perlu diikuti dengan kebijakan strategis yang menunjang iklim usaha yang kondusif.

"Investasi industri hulu intermediate seperti MG-Si dengan kapasitas 32 ribu metrik ton per tahun butuh 300 juta dolar AS. Untuk industri polysilicon dengan kapasitas 6.500 metrik ton per tahun membutuhkan dana 373 juta dolar AS. Sedangkan industri ingot monocry monocrystalline dan wafer silicon butuh investasi 85 juta dolar AS," ujar Warsito.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement