Kamis 08 Dec 2022 19:30 WIB

GOTO Terus Dihantam Sentimen Negatif, Bagaimana Ramalan Analis?

Analis menilai kinerja negatif GOTO terus berlanjut meski cerah secara jangka panjang

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melihat pergerakan saham GoTo (Gojek Tokopedia) di Jakarta. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dihantam sejumlah sentimen negatif. Akibatnya, pergerakan saham emiten decacorn teknologi ini pun terus lengser menjauhi harga saat penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melihat pergerakan saham GoTo (Gojek Tokopedia) di Jakarta. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dihantam sejumlah sentimen negatif. Akibatnya, pergerakan saham emiten decacorn teknologi ini pun terus lengser menjauhi harga saat penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dihantam sejumlah sentimen negatif. Akibatnya, pergerakan saham emiten decacorn teknologi ini pun terus lengser menjauhi harga saat penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). 

Pada perdagangan Kamis (8/12), saham GOTO mencapai titik terendahnya di enam bulan terakhir di level 100. Penurunan harga GOTO bahkan selalu mencapai di atas 6 persen dalam sembilan hari perdagangan Bursa. 

Kinerja buruk saham GOTO diperkirakan masih akan terus berlanjut. "Kinerja saham sektor teknologi masih tertekan khususnya untuk e-commerce, karena masih bakar uang untuk konsumennya dengan memberikan diskon, sehingga menekan kinerja keuangan," kata Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora, Kamis (8/12). 

Untuk jangka pendek, Andhika mengatakan, GOTO masih akan tertekan karena naiknya suku bunga yang agresif. Sementara untuk jangka menengah dan panjang, perusahaan teknologi khususnya e-commerce akan berkembang karena kemajuan teknologi membuat masyarakat beralih ke belanja online.

"Perusahaan teknologi juga ke depannya akan fokus untuk menghasilkan laba, akibat sudah mulai mengurangi kebiasaan bakar uang," kata Andhika.

Senada, analis riset Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani mengatakan proyeksi kinerja sektor teknologi kurang baik terutama untuk jangka pendek. Mayoritas perusahaan teknologi besar saat ini masih mengalami kerugian.

GOTO masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 20,9 triliun hingga kuartal ketiga 2022. Kerugian tersebut meningkat 32 persen dibandingkan dengan rugi bersih pada kuartal ketiga tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 15,8 triliun.

Sebagai perusahaan terbesar di sektor teknologi, Arjun menambahkan, kinerja buruk GOTO akan menyeret ke bawah kinerja sektor teknologi secara umum. Selain itu, belum ada kepastian GOTO dapat meningkatkan efisiensi setelah memangkas sebagian besar karyawan. 

"Jadi kinerja GOTO sebagai bobot terbesar dalam sektor teknologi akan mempengaruhi gerak seluruh indeks sektor teknologi," terang Arjun.

Meski demikian, Arjun melihat, GOTO memiliki prospek yang cerah untuk jangka panjang. Dalam jangka panjang, investor bisa berharap kinerja laporan keuangan GOTO menjadi positif yaitu membukukan laba. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement