Kamis 08 Dec 2022 18:56 WIB

Ibaratkan Capres seperti Sopir, Bahlil Berpesan: Hati-hati Masuk Jurang

Bahlil tak jamin pemimpin berikutnya memiliki kepemimpinan kuat seperti Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia mengatakan, mengibaratkan sosok capres layaknya sopir dalam mengendarai sebuah mobil, di mana penumpang adalah rakyat. Sopir tersebut akan dihadapkan dua tikungan, yakni tikungan yang akan membawa penumpangnya pada keselamatan atau tikungan yang akan membuat mobil dan penumpangnya terjun ke jurang.

"Nah mobil Innova ini kalau dibawa oleh seorang sopir yang baru belajar, maka hati-hati penumpang semua akan perut dan pinggang-pinggangnya sakit, karena dia tidak bisa menghindari lobang dan ketika supirnya tidak lagi mahir dalam membuat intuisi untuk memilih tikungan yang mana," ujar Bahlil.

Baca Juga

"Apakah tikungan yang lurus untuk selamat atau tikungan yang sebelah kiri untuk kemudian kita masuk jurang? Hati-hati yang masuk jurang itu bukan hanya sopir dan mobilnya, tapi kita semua penumpang itu akan masuk ke jurang itu," kata dia dalam rilis daring Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).

Bahlil tak bisa menjamin pemimpin berikutnya akan memiliki kepemimpinan yang kuat seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya optimis Indonesia ke depan akan baik, tapi dengan catatan. Tahun depan tahun politik, saya tidak menjamin pemimpin ke depan yang tidak mempunyai leadership baik, yang bisa menyelamatkan ekonomi nasional kita itu kepemimpinan, leadership," ujar Bahlil. 

Menurut Bahlil, Jokowi telah meninggalkan rekam jejak yang baik selama kepemimpinannya. Ia menambahkan, Jokowi menjadi salah satu sosok yang memiliki kepemimpinan kuat dan sudah teruji. 

Terbukti dari keberhasilannya membawa Indonesia keluar dari krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19. Hasil survei Poltracking Indonesia juga menyebut 72,3 persen publik puas terhadap kinerja pemerintahan.

"Saya yakinkan sekali lagi bahwa keberhasilan 72,3 persen tingkat kepuasan publik kepada Pak Jokowi itu akibat memang kemampuan leadership dan kerja tim yang baik," ujar Bahlil.

Bahlil melanjutkan, kondisi Indonesia saat ini tak seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Seluruh sektor tak menentu akibat pandemi Covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina, khususnya bidang ekonomi.

Karenanya, tak semua pemimpin dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Sebab, dibutuhkan sosok yang benar-benar sudah teruji dan kuat dalam kondisi serupa untuk memimpin Indonesia pada periode berikutnya.

"Stabilitas itu dibutuhkan pemimpin teruji, yang kuat, kalau mau coba-coba ya silakan saja supaya kemudian kita ya menanggung jawab semuanya. Analogi saya begini ke depan, secercah harapan akan bisa kita menuju kepada pulau yang indah yang kita tuju bersama," ujar Bahlil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement