Kamis 08 Dec 2022 21:45 WIB

Sekjen PBB: Demokrasi Mengalami Kemunduran

Guterres mengatakan demokrasi mengalami kemunduran dan sipil menyempit

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan bahwa demokrasi mengalami kemunduran sehingga perlu dibela serta diperkuat
Foto: AP/Evan Vucci
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan bahwa demokrasi mengalami kemunduran sehingga perlu dibela serta diperkuat

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan bahwa demokrasi mengalami kemunduran sehingga perlu dibela serta diperkuat. Hal tersebut dikatakan oleh Guterres saat memberikan pesan melalui rekaman video di pembukaan Bali Democracy Forum ke-15 di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12/2022).

"Pada masa di mana ada gejolak, ketegangan, dan kekacauan, perpecahan kian melebar dan orang-orang tersakiti. Demokrasi mengalami kemunduran dan sipil menyempit. Kita berkewajiban untuk bertindak. Kita harus membela dan memperkuat demokrasi," kata Guterres.

Ia juga menyoroti pentingnya mempromosikan aturan hukum dan sifat universal dari semua jenis hak dasar manusia, termasuk dari segi ekonomi, sosial, politik, sipil, dan kebudayaan.

"Kita harus memegang teguh prinsip demokratis terkait inklusivitas dan dialog, yang menjadi tumpuan dari kontrak sosial yang diperbaharui dan kunci dari perdamaian yang bertahan lama, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan," paparnya.

Dalam pesan tersebut, dia juga menyerukan bahwa ketimpangan dan ketidakadilan di berbagai lini perlu ditangani.

"Solidaritas global diperlukan untuk memastikan bahwa semua orang, di manapun, dapat memiliki sumber-sumber dan dukungan yang diperlukan untuk berinvestasi terhadap masyarakat dan masa depan mereka," tambah Guterres.

Lebih lanjut, ia pun menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah Indonesia atas penyelenggaraan Bali Democracy Forum.

Event Bali Democracy Forum yang ke-15 berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Kamis, dengan dihadiri oleh 323 peserta dari 112 negara dan lima organisasi internasional, dan 52 di antaranya hadir secara virtual.

BDF 2022 mengambil tema 'Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity', yang dianggap relevan dengan situasi dunia yang tengah menghadapi berbagai tantangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement