Rabu 07 Dec 2022 22:27 WIB

Dapat Suntikan Rp 1,86 T, Bio Farma Optimistis Industri Kesehatan RI Naik Kelas

Kerja sama investasi ini meningkatkan peran Bio Farma bagi industri kesehatan bangsa

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas menunjukkan vaksin pada Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). IndoVac menjadi vaksin COVID-19 pertama yang diproduksi secara lokal di dalam negeri mulai dari proses hulu hingga hilir dan telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat serta akan diproduksi sebanyak 20 juta dosis di tahun 2022.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Petugas menunjukkan vaksin pada Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). IndoVac menjadi vaksin COVID-19 pertama yang diproduksi secara lokal di dalam negeri mulai dari proses hulu hingga hilir dan telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat serta akan diproduksi sebanyak 20 juta dosis di tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Holding BUMN Farmasi Bio Farma mendapatkan pendanaan sebesar Rp 1,86 triliun untuk mengembangkan industri kesehatan dalam negeri. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kelas industri kesehatan.

Dana ini, didapatkan pasca BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk, dan PT Kimia Farma Apotek telah menandatangani kerja sama strategis dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan didukung oleh Silk Road Fund (SRF). Adapun total investasi yang digelontorkan oleh INA dengan dukungan SRF sekitar Rp 1,86 triliun, sebesar 40 persen kepemilikan di KFA. Hal ini tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.

Baca Juga

Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis Kimia Farma Apotek, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk meningkatkan efisiensi operasional. Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu yang telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 14 Oktober 2022. Kimia Farma akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan kerja sama investasi ini menjadi landasan bagi grup Bio Farma dalam meningkatkan kontribusi lebih besar lagi terhadap kemajuan industri healthcare Indonesia.

“Kami percaya bahwa dengan peningkatan kelas industri healthcare maka berdampak positif pula terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (7/12/2022).

Investasi dari INA akan digunakan pengembangan bisnis Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek. Per kuartal II 2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,44 persen year on year di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi. Adapun kondisi positif tersebut turut mendorong pertumbuhan industri healthcare sebesar 6,45 persen per Juni 2022.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, kerja sama ini bentuk upaya konkret dari Kementerian BUMN dalam hal ini holding farmasi untuk mengembangkan sektor kesehatan.

"Indonesia setelah melewati pandemi, tantangannya adalah bagaimana sektor kesehatan ini bisa diakses dan dijangkau, masyarakat. Tentunya, juga kerjasama ini mendorong kita lebih mandiri," ucapnya.

Pahala tidak memungkiri, Indonesia dalam bidang healthcare masih didominasi produk impor. Adanya kerja sama ini, Pahala berharap, Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek tidak hanya dapat melakukan distribusi produk namun juga dapat mengembangkan dan riset produk secara mandiri. "Yang terpenting untuk meningkatkan kualitas pelayanan healthcare untuk masyarakat di Indonesia yang lebih baik," ucapnya.

Pahala menuturkan, selain mengenai energi transisi dan digitalisasi pertumbuhan, saat G20 dibahas pula mengenai bagaimana membangun sistem healthcare yang lebih baik ke depan."Utamanya, kita harus belajar banyak dari Pandemi Covid-19," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement