Kamis 08 Dec 2022 01:25 WIB

Investree Genjot Pembiayaan ke Industri Kreatif

Pembiayaan industri kreatif jadi portofolio pinjaman terbesar di Investree saat ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Investree Radhika Jaya
Logo PT Investree Radhika Jaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investree terus memperluas jangkauan pembiayaan ke industri kreatif. Sebagai pioneer fintech lending, Investree telah mendukung perkembangan UMKM dari berbagai sektor termasuk di industri kreatif.

"Pembiayaan ke industri kreatif sudah merupakan fokus Investree sejak awal berdiri dan menjadi portofolio pinjaman terbesar di Investree saat ini dengan kisaran 37 persen dari total portofolio," kata Chief Sales Officer Investree Indonesia Salman Baharuddin, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga

Hingga akhir Oktober 2022, Investree telah membukukan total fasilitas pinjaman sebesar Rp 15,6 triliun. Sementara total nilai pinjaman tersalurkan mencapai Rp 12,14 triliun ke berbagai macam sektor dan UMKM di Indonesia. 

Untuk industri kreatif saja, sepanjang 2022 Investree telah menyalurkan pinjaman Rp 1,29 triliun dengan jumlah peminjam sebanyak 221 debitur dan jumlah pinjaman sebanyak 3.126 akun. Secara akumulatif dalam tujuh tahun, Investree telah menyalurkan pinjaman ke UMKM kreatif Rp 1,63 triliun.

Beberapa sektor di industri kreatif yang telah dibiayai Investree antara lain agensi periklanan dan layanan digital, bisnis fesyen, konsultan kreatif, bisnis makanan dan minuman serta perfilman, musik hingga rumah produksi. 

CEO Investree Group Adrian Gunadi menilai industri kreatif menjadi salah satu yang dapat bertahan menghadapi guncangan makroekonomi di tahun depan. "Kami melihat sektor tersebut masih resilience dan tetap akan tumbuh," kata Adrian.

Menurut Adrian Investree telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperluas pembiayaan ke UMKM kreatif. Adrian melihat dukungan terhadap UMKM tidak hanya cukup dengan akses pendanaan. Investree pun mengembangkan solusi-solusi yang disebut dengan beyond lending. 

Solusi pertama yaitu mengembangkan AIForesee yang merupakan perusahaan penyedia alternatif credit scoring dan sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). AIForesee nantinya memberikan gambaran terkait profil risiko UMKM. 

"Saat ini AIForesee sudah bekerja sama dengan beberapa lembaga keuangan khususnya perbankan dan biro kredit serta BPR," kata Adrian.

Kedua, Investree juga mengembangkan Sahabat Bisnis (Sabi) yang berfokus pada solusi digital bagi UMKM dengan model bisnis sebagai Software as a Service. Sabi akan memberikan akses pinjaman melalui integrasi ekosistem UMK dengan lembaga pembiayaan. 

Strategi selanjutnya, Investree akan mempertajam dan memperdalam ekosistem. Dalam tiga tahun terakhir, Investree telah banyak berkolaborasi dengan beberapa ekosistem salah satunya pengadaan pemerintah atau LKPP, B2B e-commerce, agritech dan beberapa partner di industri digital yang menjadi mitra Investree untuk mengakses lebih banyak UMKM.

Investree juga akan masuk ke segmen pinjaman mikro. Investree akan fokus menjangkau pengusaha mikro di area rural melalui produk pinjaman usaha mikro. Terakhir, Investree akan meningkatkan kualitas penilaian kredit dan aktivitas lainnya dengan memperkuat teknologi dan analisis data. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement