Rabu 07 Dec 2022 15:11 WIB

Buah Doa dan Dukungan Para Orang Tua Skuad Maroko Langsung di Stadion

Keluarga yang dipilih semua anggota skuad Maroko berhak ikut perjalanan ke Qatar.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
 Para pemain Maroko sujud syukur merayakan kemenangan atas Spanyol pada pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 antara Maroko dan Spanyol, di Education City Stadium di Al Rayyan, Qatar, Selasa, 6 Desember 2022. Maroko unggul adu penalti untuk lolos ke perempat final.
Foto: AP/Martin Meissner
Para pemain Maroko sujud syukur merayakan kemenangan atas Spanyol pada pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 antara Maroko dan Spanyol, di Education City Stadium di Al Rayyan, Qatar, Selasa, 6 Desember 2022. Maroko unggul adu penalti untuk lolos ke perempat final.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Setelah Maroko mengejutkan dunia sepak bola dengan mengalahkan favorit juara di Piala Dunia 2022 Qatar, Belgia, 2-0 dalam pertandingan Grup F, Achraf Hakimi langsung menuju ibunya di tribun. Pelukan dan cubitan pipi dari sang ibu menjadi viral di seluruh platform media sosial.

Pemain Paris Saint-Germain (PSG) itu kemudian mengunggah foto dirinya sedang mencium kening ibunya di Instagram dengan tulisan, 'I love you, mom'. Tapi ibu Hakimi bukan satu satunya orang tua pesepak bola Maroko yang pergi ke Qatar untuk mendukung putranya di Piala Dunia 2022.

Baca Juga

Atas instruksi pelatih Walid Reragui dan Presiden Federasi Sepak Bola Maroko, Fouzi Lekjaa, keluarga yang dipilih oleh semua anggota skuad Maroko berhak ikut perjalanan ke Qatar. Akibatnya, basis Maroko di hotel Wyndham Doha West Bay terasa seperti perkemahan musim panas yang dikelola oleh orang tua.

Bagi beberapa orang, seperti ibu Reragui, Fatima, perjalanan itu merupakan kesempatan sekali seumur hidup.

''Sepanjang kariernya sebagai pemain dan pelatih, saya tidak pernah bepergian untuk menontonnya. Saya telah tinggal di Prancis selama lebih dari 50 tahun dan ini adalah kompetisi pertama saya meninggalkan Paris,'' kata Fatima, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (7/12/2022).

Sementara orang tua gelandang Abdelhamid Sabiri terlihat sangat senang membawa kamera. Mereka menghabiskan beberapa hari berkeliling hotel, mengabadikan momen bersama pemain seperti Hakim Ziyech, Yassine Bono, dan tentu saja pelatih Reragui.

Selain unggahan yang menghangatkan hati, menciptakan energi positif adalah bagian dari strategi Reragui untuk mendapatkan keuntungan tak berwujud yang ditunjukkan di lapangan. ''Kesuksesan kami tidak mungkin tanpa kebahagiaan orang tua kami,'' ucap Reragui.

Maroko bukanlah favorit di Piala Dunia kali ini. Tapi dengan mencapai babak 16 besar untuk pertama kalinya sejak 1986, Maroko telah menggetarkan hati para penggemar dan keluarga mereka. Selain faktor orang tua, banyaknya suporter Maroko yang menjadikan stadion di Qatar seolah rumah kedua bagi.

Hal tersebut memang didukung dengan banyak orang Maroko yang tinggal di Qatar. Ada 15 ribu orang Maroko yang tinggal di Qatar, ditambah beberapa ribu pendukung lainnya dari berbagai penjuru dunia. ''Jika para pendukung tidak ada di sini, kami tidak akan melaju ke babak berikutnya,'' tegas Reragui.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement