Rabu 07 Dec 2022 14:08 WIB

Kemenag Minta KBIHU Tambah Pembimbing Ibadah Perempuan

Ini karena jamaah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jamah laki-laki.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Gita Amanda
Kementerian Agama (Kemenag) meminta Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) menyiapkan porsi lebih banyak pembimbing ibadah perempuan.  (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Kementerian Agama (Kemenag) meminta Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) menyiapkan porsi lebih banyak pembimbing ibadah perempuan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) meminta Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) menyiapkan porsi lebih banyak pembimbing ibadah perempuan. Permintaan tersebut disampaikan karena jamaah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jamah laki-laki.

 

Baca Juga

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat mengatakan, jamaah haji Indonesia mayoritasnya perempuan. Menurut datanya, sekitar 55 persen adalah jamaah haji perempuan dan angkat itu tetap konstan setiap tahunnya.

 

 

"Dan walaupun naik 56 persen. Jadi bapak-bapak ini kaum minoritas yang mayoritas itu kaum ibu-ibu," kata Arsad Hidayat saat menjadi pembicara dalan Munas FK KBIHU, Rabu (7/12/2022).

 

Oleh, karena itu dengan perbandingan jumlah jamaah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jamaah laki-laki, maka Kementerian Agama (Kemenag) akan memperbanyak jumlah pembimbingan ibadah dari kaum perempuan. Maka dari itu FK KBIHU harus ikut sosialisasikan pembimbing ibadah perempuan harus lebih banyak

 

"Saya minta kepada FK KBIHU mensosialisasikan kepada seluru KBIHU-KBIHU yang ada di masing-masing provinsi untuk memiliki stok pembimbing perempuan," katanya.

 

Karena realitanya, kata Arsad ada KBIHU yang memiliki banyak pembimbing perempuan, namun ada juga KBIHU yang tidak memiliki pembimbing ibadah perempuan. Dengan adanya persoalan tersebut KBIHU harus memiliki porsi lebih proporsional terkait dengan pembimbing ibadah perempuan. "Yang banyak-banyak ada juga yang gak ada," katanya.

 

Hal tersebut kata dia, perlu menjadi perhatian KBIHU, karena ada beberapa hal yang kaitannya dengan masalah hukum fiqih haji yang tidak bisa langsung dikomunikasikan secara terbuka oleh jamaah perempuan kepada pembimbing ibadah haji laki-laki. Hal ini perlu jadi perhatian oleh KBIHU. "Mungkin hal tersebut tabu bagi sebagian perempuan untuk dikomunikasikan," katanya.

 

Oleh karena itu setiap KBIHU di seluruh Indonesia yang tergabung di Forum Komunikasi KBIHU harus mengalokasikan adanya pembimbing-pembimbing ibadah haji dari golongan atau kaum perempuan. Hal ini harus menjadi komitmen para pemilik KBIHU yang telah terdaftar di Kementerian Agama. "Setuju ya. Alhamdulillah," katanya.

 

Arsad memastikan, pada penyelenggara ibadah haji tahun 2022 toilet di Mina sudah jauh lebih baik. Meski demikian masih banyak jamaah yang mengeluhkan fasilitas tersebut karena jamaah masih antri menggunakan toilet.

 

Arsad memastikan keluhan-keluhan semacam ini selalu disampaikan kepada pihak Musasah atau Syarikah. Bagaimana fasilitas-fasilitas di Mina termasuk di toiletnya harus diperbaiki agar tidak lagi banyak dikeluhkan terutama oleh jamaah wanita. "Inilah salah satu poin yang selalu kami sampaikan kepada pihak Musasah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement