Rabu 07 Dec 2022 07:10 WIB

Seorang Pria Ditangkap Karena Lempar Telur Ke Arah Raja Charles III

Penangkapan itu terjadi di Luton, utara London, saat Charles melakukan kunjungan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Raja Inggris Charles III dan Camilla, Permaisuri, berjalan-jalan untuk bertemu anggota masyarakat setelah upacara di Micklegate Bar, di mana Sovereign secara tradisional disambut di kota, di York, Inggris, Rabu 9 November 2022.
Foto: AP/James Glossop/Pool The Times
Raja Inggris Charles III dan Camilla, Permaisuri, berjalan-jalan untuk bertemu anggota masyarakat setelah upacara di Micklegate Bar, di mana Sovereign secara tradisional disambut di kota, di York, Inggris, Rabu 9 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Inggris pada Selasa (6/12/2022) telah menangkap seorang pria berusia 20 tahun, karena diduga melempar telur ke arah Raja Charles III. Penangkapan itu terjadi di Luton, utara London.

Alarabiya melaporkan, Charles berada di Luton untuk bertemu dengan tokoh masyarakat dan organisasi sukarela. Charles juga meresmikan kuil Sikh baru dan mengunjungi sistem transportasi umum yang baru.

Baca Juga

Polisi Bedfordshire mengatakan, pria yang ditangkap itu ditahan di luar Balai Kota Luton dan dibawa untuk diinterogasi. Penangkapan ini terjadi kurang dari sebulan setelah raja nyaris terkena telur yang dilemparkan ke arahnya selama kunjungan ke York di Inggris utara.

Di York pada tanggal 9 November, telur dilemparkan ke arah Charles dan Permaisuri Camilla oleh seorang pria yang terdengar berteriak, “negara ini dibangun di atas darah budak”, dan “bukan rajaku”. Tersangka kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Charles menjadi raja setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II, pada September karena sakit. Kematian Elizabeth menimbulkan kesedihan bagi warga Inggris dan dunia.

Sejak Elizabeth meninggal, terjadi beberapa protes terhadap prinsip monarki turun-temurun, terutama ketika Charles mengambil alih sebagai kepala negara. Pekan lalu, Istana Buckingham menghadapi tuduhan rasisme baru. Seorang punggawa senior kerajaan berhenti karena berulang kali bertanya kepada seorang pekerja amal kulit hitam Inggris tentang asal usulnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement