Senin 05 Dec 2022 21:49 WIB

Lansia Kini Dapatkan Vaksin Covid-19 Booster Kedua

Vaksin Covid-19 disebut melindungi dan bermanfaat.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
Vaksin booster kedua untuk lansia.
Foto: Republika
Vaksin booster kedua untuk lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan kelompok lanjut usia (lansia) mendapatkan vaksin Covid-19 dosis penguat (booster) kedua. Kebijakan ini diambil karena lansia adalah kelompok rentan.

"Kemarin Presiden Joko Widodo memberikan contoh telah divaksin Covid-19 booster kedua atau suntikan keempat. Ini mengisyaratkan bahwasanya seluruh orang tua ikut divaksinasi booster kedua," ujar Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril saat konferensi virtual, Senin (5/12/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, ia meminta kelompok manula yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 booster pertama supaya disuntik dosis ketiga terlebih dulu kemudian baru mendapatkan vaksin Covid-19 booster kedua. Lebih lanjut ia menjelaskan, orang tua penting untuk mendapatkan vaksin Covid-19 booster kedua karena  mereka adalah orang yang rentan dan memerlukan perlindungan setelah kalangan tenaga kesehatan (nakes). Ia mengungkap data dari total pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (RS), 70 persennya ternyata belum mendapatkan vaksin Covid-19. Bahkan, yang belum mendapatkan booster hampir 74 persen. Artinya, mereka yang belum divaksin Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi masuk RS. Kemudian, pasien Covid-19 yang meninggal dunia setelah dirawat ternyata sekitar 70 persen belum divaksin dan belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis booster. Kemudian, data juga mengungkap 60 persen pasien Covid-19 yang dirawat adalah usia lanjut. 

"Jadi, usia lanjut yang tidak divaksin dan belum mendapatkan booster memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan yang sudah divaksin," ujarnya.

 

Sehingga, dia menambahkan, negara tidak ingin kecolongan lagin jangan sampai ada korban-korban berikutnya karena kelalaian. Untuk itu, dia mengeklaim negara hadir untuk memberikan tameng kekuatan bagi masyarakat, terutama lansia agar orang tua mempunyai imunitas yang tinggi dalam melawan Covid-19.

"Masalah kita sekarang ini adalah (cakupan) vaksin Covid-19 booster pertama yang masih rendah. Padahal, vaksin sudah disiapkan dan petugas sudah digerakkan semua tetapi ini masih menjadi catatan," ujarnya.

Syahril berpesan bagi anak yang masih sayang orang tuanya supaya divaksin. Apalagi vaksin Covid-19 masih disiapkan dan masih gratis.

Di kesempatan yang sama, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menambahkan, vaksin Covid-19 booster kedua untuk lansia adalah untuk usia 60 tahun keatas. 

"Kami konsentrasi ke lansia, jadi diusahakan untuk usia 60 tahun ke atas," katanya.

Kendati demikian, ia meminta sebelum mendapatkan booster kedua, para lansia lengkapi dulu vaksin Covid-19 booster pertama. Sebab, pihaknya mencatat cakupan untuk vaksin Covid-19 booster pertama belum setinggi cakupan vaksinasi Covid-19 lengkap dua dosis. Jadi, lengkapi vaksin Covid-19 booster dosis pertama kemudian baru divaksin Covid-19 booster kedua. Ia mewanti-wanti di tahun ketiga pandemi, semua pihak masih berisiko terinfeksi Covid-19. 

"Jadi, ikhtiar untuk melindungi diri dan sekitar dengan salah satunya melakukan vaksinasi Covid-19 dan booster karena imun yang diciptakan oleh vaksin dosis lengkap tetap membutuhkan booster untuk proteksi maksimal. Ini namanya ikhtiar," ujarnya.

Ketika lansia sudah divaksinasi booster kedua, risiko mengalami perburukan dan kematian menjadi lebih rendah. Ia menegaskan, vaksin Covid-19 terbukti melindungi dan bermanfaat. Jadi tidak ada efek buruk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement