Senin 05 Dec 2022 21:03 WIB

Delapan Korban Hilang Gempa Cianjur Masih Dicari

Kondisi cuaca, terutama curah hujan tinggi, berpengaruh pada upaya pencarian korban.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Seekor anjing pelacak digiring saat mencari korban di desa yang dilanda tanah longsor akibat gempa Cianjur (ilustrasi)
Foto: AP/Tatan Syuflana
Seekor anjing pelacak digiring saat mencari korban di desa yang dilanda tanah longsor akibat gempa Cianjur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebanyak delapan orang korban hilang akibat gempa Cianjur hingga kini belum bisa ditemukan oleh tim SAR gabungan. Kondisi ini dikarenakan kondisi cuaca yakni intensitas hujan yang terjadi menyebabkan pencarian menjadi terhambat.

"Kendala di lapangan dari operasi SAR tentunya cuaca dari hari ketiga sampai hari ke-15 yang berpengaruh utama," ujar Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Supriono kepada wartawan di Pendopo Bupati Cianjur, Senin (5/12/2022). 

Baca Juga

Di mana kondisi cuaca, terutama curah hujan tinggi, berpengaruh terhadap upaya pencarian korban yang tersisa sebanyak delapan orang. Hujan rata-rata terjadi sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Penyebab lain yang menjadi kendala yakni masih terjadinya gempa susulan yang jadi fokus upaya pencarian.

Khususnya ketebalan tanah yang cukup menghambat operasionalisasi alat berat berupa eksavator. Sehingga operasi SAR dihentikan sementara.

Rencananya upaya pencarian korban hilang akan dilanjutkan pada Selasa (5/12/2022). Di mana pada Selasa itu hari terakhir untuk perpanjangan pencarian korban.

Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib menerangkan, hasil pencarian hari ini belum menemukan korban yang hilang dan korban meninggal tetap 334 orang. Sehingga korban hilang dalam pencarian sebanyak delapan jiwa. Sementara korban luka berat mencapai 593 orang dan masih dirawat di semua rumah sakit Cianjur sebanyak 44 orang dan berkurang dibanding sehari sebelunnya sebanyak 49 orang.

Terkait pengungsian berdasarkan survei BNPB bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan UNFPA dalam mengetahui data pengungsi terpilah untuk mengetahui distribusi usia, jenis kelamin, dan kelompok rentan di pos pengungsian. Hasil validasi ada sebanyak 494 titik pengungsian rinciannya 375 titik terpusat dan 119 titik mandiri.

Jumlah kepala keluarga disurvei sebanyak 41.166 KK dan total pengungsi sebanyak 114.683 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 54.781 jiwa dan perempuan sebanyak 59.902 jiwa. Selanjutnya penyandang disabilitas sebanyak 147 jiwa, ibu hamil 1.640 jiwa, dan lansia 7.453 jiwa.

Kerugian materiil rumah rusak tervalidasi sementara total 42.033 unit. Di mana rumah rusak berat bertambah dari 8.151 unit menjadi 9.048 unit, rusak sedang 11.210 unit 12.314 dan rusak ringan dari 18.469 unit 20.671. Selanjutnya infrastruktur rusak yakni fasilitas pendidikan atau sekolah 525 unit, tempat ibadah 269 unit, faskes 14 unit, dan gedung kantor 17 unit serta kecamatan terdampak di 16 kecamatan dan 169 desa.

Menurut Budi, posko pendistribusian logistik telah menyalurkan bantuan ke pos pengungsi. Baik berupa selimut, terpal, matras makanan seperti telur, beras, air mineral dan lain sebagainya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement