Ahad 04 Dec 2022 19:58 WIB

Din Syamsuddin: Moderasi Islam adalah Solusi Kerusakan Peradaban

Din mengajak umat Muslim jadikan wasathiyah Islam solusi peradaban

Prof Din Syamsuddin mengajak umat Muslim jadikan wasathiyah Islam solusi peradaban
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Prof Din Syamsuddin mengajak umat Muslim jadikan wasathiyah Islam solusi peradaban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Din Syamsuddin menilai wasathiyat Islam (moderasi Islam) adalah solusi terhadap kerusakan peradaban manusia dewasa ini.

"Wasathiyat Islam dapat menjadi solusi. Sistem dunia dan bentuk-bentuk derivatifnya dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya harus ditarik ke titik tengah," kata Din Syamsuddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (4/12/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, jalan tengah itu bukan jalan moderasi yang mengandung konotasi kompromistik dan rekonsiliasistik (dalam hal ini berlaku pola hubungan antara pihak superior dan pihak inferior).

Dalam wawasan wasathiyat Islam, lanjut dia, ada dimensi toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan konsultasi (syura), tetapi ada juga dimensi keadilan (i'tidal).

"Sering penekanan pada moderasi mengabaikan prinsip keadilan. Wawasan Wasatiyat Islam lebih dari sekadar moderasi, bahkan mencerminkan keseimbangan menyeluruh," katanya ketika berbicara dalam International Symposium yang digelar oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan(UAD) di Yogyakarta, Sabtu (3/12/2022).

Din Syamsuddin mengatakan, kerusakan peradaban, baik pada tingkat global maupun nasional banyak negara merupakan fakta yang sangat memprihatinkan.

"Dunia menghadapi krisis multidimensional, berupa krisis-krisis pangan, energi, dan lingkungan hidup, serta berbagai bentuk ketidakadilan, tindak kekerasan, dan sikap fobia antarkelompok," katanya.

Pasca-Covid-19, kata dia, belum terwujud kondisi normal baru karena umat manusia masih menghadapi momok perubahan iklim dan pemanasan global dan resesi ekonomi global yang berdampak sistemik pada bidang-bidang kehidupan lain.Itu semua, menurut guru besar politik Islam global FISIP UIN Jakarta itu, disebabkan karena sistem dunia berwatak sekuler-liberal, yang sejatinya menampilkan bentuk ekstremitas.

Oleh karena itu, Din Syamsuddin mengatakan Global Fulcrum of Wasatiyat Islam akan segera aktif mengarusutamakan wawasan itu untuk dunia, khususnya umat Islam sedunia.       

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement