Kamis 01 Dec 2022 21:26 WIB

Pemkab Wonosobo Capai Kemajuan Signifikan Turunkan Prevalensi Stunting

Penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo berjalan sesuai harapan

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat acara Promosi dan KIE Progam Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Pendopo Selatan, Rabu (30/11/2022).
Foto: Pemkab Wonosobo
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat acara Promosi dan KIE Progam Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Pendopo Selatan, Rabu (30/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO--Pemkab Wonosobo mengalami kemajuan dalam percepatan penurunan stunting, menyusul target prevalensi stunting yang ditetapkan Pemerintah di bawah 14 persen pada 2024.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan, saat ini penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo berjalan sesuai harapan. Pada Februari 2022 angka stunting Wonosobo berada di kisaran 19,23 persen, sedangkan di bulan Agustus 2022 turun menjadi 14,7 persen.

Baca Juga

"Hasil penurunan tersebut tak terlepas dari kerja keras bersama antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Tim Penggerak PKK, dan unsur masyarakat berbasis pada kolaborasi, sinergitas, dan koordinasi yang jelas," ujar Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat.

Menurutnya, sinergitas dan gotong royong antar semua elemen baik unsur BUMN, BUMD, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya penurunan angka stunting di Wonosobo. Untuk itu, pada 2023 Pemkab Wonosobo akan menyusun strategi yang lebih komprehensif dalam menangani masalah stunting, di samping kemiskinan dan kesehatan, khususnya ODF.

“Pemkab Wonosobo pada 2023 mendatang akan menyusun strategi yang lebih komprehensif dalam menangani masalah stunting, kemiskinan, dan kesehatan utamanya ODF. Semua membutuhkan kerja keras dari semua pihak, saya melihat betul kinerja tim dahsyat yang sudah bagus di lapangan kaitannya dengan penanganan stunting ini,” ujar Afif saat acara Promosi dan KIE Progam Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Pendopo Selatan, Rabu (30/11/2022).

Selain itu, ia menambahkan, pola pendekatan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilainya kurang tepat dalam mengurai angka kemiskinan di Wonosobo. Pada tahun 2023, Pemkab akan mencoba mengubah pendekatan dari sosial menjadi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pelatihan yang produktif bagi masyarakat.

Sementara itu Staf Ahli Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI Sofwan Dedy Ardyanto menyampaikan, upaya menurunkan angka stunting dapat dimulai dari bawono alit yaitu dari kehidupan rumah tangga yang sehat, bawono madya Ageng yang artinya fungsi kita kepada masyarakat, serta bawana langgeng.

Selaras dengan Sofyan, Ketua Panitia Aditiya saat diwawancarai rekan media menambahkan, acara yang diikuti  150 orang dari unsur BKKBN, tokoh perempuan di Wonosobo, dan unsur masyarakat ini ditekankan untuk percepatan penurunan stunting, mulai dari lingkup keluarga dan lingkungan.

“Acara ini penting diadakan agar masyarakat mengetahui bagaimana upaya penurunan stunting mengingat Wonosobo angka stuntingnya masih tinggi, ke depan tak ada lagi keluhan di masyarakat mengenai stunting,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement