Jumat 02 Dec 2022 02:20 WIB

Maroko-UNESCO Kerja Sama Lindungi Warisan Sub-Sahara

Maroko dipuji atas keahlian di bidang pelestarian warisan budaya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Maroko dan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menandatangani perjanjian kerja sama pada Selasa (29/11/2022). Kerja sama ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan melestarikan warisan benda dan tak benda di Maroko, serta berbagi pengetahuan negara tersebut dengan sesama negara Afrika.

Perjanjian tersebut ditandatangani di sela-sela sesi ke-17 Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda. Dalam agenda ini, muncul banyak pujian atas keahlian kumulatif Maroko di bidang pelestarian warisan budaya.

Baca Juga

“Warisan kami diakui oleh semua, semua negara yang hadir di sini di Rabat. Kita bisa melihat kiprah yang dilakukan oleh otoritas, pemerintah, dan Kementerian Kebudayaan di bidang pelestarian warisannya yang kembali diakui," ujar Menteri Pemuda, Kebudayaan, dan Komunikasi Maroko, Mohammed Mehdi Bensaid, dikutip di Morocco World News, Rabu (30/11/2022).

Menteri melanjutkan, tantangan yang dirasakan hari ini adalah membuat negara-negara lain di benua Afrika mendapat manfaat dari pengalaman ini, dalam konteks kerja sama selatan-selatan.

Benzaid menyebut investasi Maroko dalam identifikasi dan pelestarian warisan budaya dilakukan melalui penciptaan inisiatif dan pendirian beberapa lembaga. Salah satunya adalah diresmikannya Pusat Nasional Warisan Takbenda baru-baru ini, yang berperan penting dalam merayakan sejarah negara dan meningkatkan kegiatan wisata.

“Selama kita menjaga warisan benda dan benda ini, kita akan selalu memiliki investasi di sektor pariwisata yang memiliki arti penting bagi perekonomian nasional,” ucapnya.

Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyampaikan, perjanjian tersebut akan memungkinkan badan PBB untuk melatih para ahli dalam daftar, serta memberikan perlindungan situs warisan dunia baru di Maroko dan di seluruh benua.

"Maroko mewakili model dalam perlindungan dan pelestarian warisan budaya di Afrika. Pengalamannya akan memungkinkannya melatih pelaku baru untuk mengidentifikasi dan membuat daftar situs baru," kata Azoulay.

Baca juga : Kenapa Gol Kedua Jepang Disahkan Meski Bola Terlihat Keluar? Ini Penjelasannya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement