Kamis 01 Dec 2022 05:05 WIB

Eksportir: Harga Kopi Gayo Stabil di Tengah Kelesuan Pasar Dunia

Harga kopi arabika asal dataran tinggi Gayo hingga saat ini masih tetap stabil

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja menyortir biji kopi arabika Gayo untuk diekspor di Bebesen, Aceh Tengah, Aceh, Ahad (28/8/2022). Sekitar 85 persen hasil panen kopi arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues diekspor ke beberapa negara sedangkan 15 persen lainnya untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan sejumlah daerah di Indonesia.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Pekerja menyortir biji kopi arabika Gayo untuk diekspor di Bebesen, Aceh Tengah, Aceh, Ahad (28/8/2022). Sekitar 85 persen hasil panen kopi arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues diekspor ke beberapa negara sedangkan 15 persen lainnya untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan sejumlah daerah di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Harga kopi arabika asal dataran tinggi Gayo hingga saat ini masih tetap stabil di tengah kelesuan pasar dunia kata eksportir kopi Gayo, Armiyadi.

"Harga kopi arabika di tingkat petani sekarang berkisar antara Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram untuk kopi cherry atau gelondong," kata Armiyadi di Takengon, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan harga kopi Gayo saat ini masih berkisar antara 6,2 dolar AS sampai 6,3 dolar AS per kilogram untuk kopi biji hijau (green bean) siap ekspor. Menurutnya saat ini harga kopi dunia cenderung turun di tengah krisis dan resesi yang dialami sejumlah negara di Eropa dan Amerika.

"Alhamdulillah kopi Gayo mampu bertahan pada kisaran harga normal dan cenderung stabil karena memiliki kualitas yang telah diakui dunia," katanya.

Sebelumnya Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menyebut sebanyak 11,1 ribu ton kopi arabika Gayo telah diekspor ke berbagai negara sepanjang tahun 2022. Ia menjelaskan berdasarkan rekapitulasi data ekspor kopi arabika Gayo dari eksportir lokal asal Kabupaten Aceh Tengah, sejak Januari hingga September 2022 terdata 11,1 ribu ton kopi arabika Gayo telah diekspor dengan jumlah nominal sebesar 76,41 juta dolar AS.

Menurutnya pemerintah daerah juga terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan dalam mendukung aktivitas ekspor kopi Gayo agar lebih efektif dan efisien ke depannya. Langkah-langkah yang ditempuh di antaranya dengan lebih mendekatkan layanan pengurusan dokumen ekspor dan berupaya menghadirkan pelabuhan darat (dry port) di daerah itu sehingga proses menjadi dekat dan kualitas ekspor dapat terjaga.

Shabela menyampaikan kopi arabika Gayo sejak lama telah menjadi komoditi andalan daerah itu di pasar global. Aceh Tengah memiliki luas lahan perkebunan kopi mencapai 48.300 hektare dengan rata-rata produksi 720 kilogram per hektare.

Pemerintah daerah juga terus berupaya meningkatkan produksi kopi di daerah itu termasuk menjalin kerja sama dengan lembaga dan pihak-pihak yang konsen di bidang perkebunan kopi. Salah satunya kata Shabela adalah kerja sama dengan lembaga Sustainable Coffee Platform Indonesia (Scopi) untuk tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi Gayo dengan cara memberikan edukasi dan peningkatan profesionalisme kepada petani kopi di daerah itu.

"Selama ini para petani belum terfasilitasi dengan praktik budi daya tani yang tepat. Kami berharap kerja sama ini akan meningkatkan kuantitas dan kualitas kopi arabika gayo," kata Shabela Abubakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement