Selasa 29 Nov 2022 22:05 WIB

Krisis Energi Jerman Ancam Pasokan Air Minum

Jerman kekurangan asam klorida untuk pengolahan air karena tingginya harga energi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seseorang menuangkan air minum ke dalam gelas. Asosiasi Industri memperingatkan bahwa krisis energi bisa saja mengancam pasokan air minum di Jerman.
Foto: freepik
Seseorang menuangkan air minum ke dalam gelas. Asosiasi Industri memperingatkan bahwa krisis energi bisa saja mengancam pasokan air minum di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Asosiasi Industri Jerman memperingatkan bahwa krisis energi bisa saja mengancam pasokan air minum di Jerman. Kekurangan tersebut juga disebabkan oleh gangguan rantai pasokan. 

"Pemasok kota menghadapi kenyataan bahwa tidak hanya karena harga, tetapi juga karena rendahnya ketersediaan bahan kimia dasar," kata Presiden Verband der Chemischen Industri (VCI) Markus Steilemann seperti dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (29/11/2022). 

Baca Juga

Menurut Steilemann, ada kekurangan asam klorida khususnya yang dibutuhkan untuk pengolahan air limbah. Kekurangan yang mengancam kini telah muncul karena harga energi yang tinggi dan rantai pasokan yang terganggu.

Steilemann menambahkan bahwa sebagai konsekuensi dari kekurangan ini, otoritas individu telah menangguhkan beberapa peraturan lingkungan untuk jangka pendek. "Ini berarti tingkat fosfat yang lebih tinggi dalam air limbah dapat ditoleransi, sehingga tingkat fosfat yang lebih tinggi dapat dibuang ke saluran air," katanya.

"Masalahnya masih mempengaruhi air limbah," imbuh Steilemann. Namun dia memperingatkan pada saat yang sama tentang masalah yang meluas dengan pasokan air bersih.

"Jika kemacetan pasokan terus berkembang secara dramatis seperti saat ini, maka dapat diperkirakan bahwa masalahnya akan meluas ke pasokan air bersih," kata dia.

Pejabat itu juga menuduh politisi di Jerman gagal menyadari keseriusan situasi ini. "Sementara itu, karena harga energi yang tinggi dan runtuhnya rantai nilai lokal, pasokan tertentu berisiko bagi penduduk," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement