Selasa 29 Nov 2022 17:05 WIB

Larang Ban Kapten Pelangi, Panpel Piala Dunia Sebut Ini Soal Prinsip di Negara Islam

Prinsip Islam melarang hubungan sesama jenis.

Rep: Rahmat Fajar / Red: Israr Itah
 Kepala Komite Piala Dunia Qatar 2022 Hassan al-Thawadi
Foto: EPA/SHAMSHAHRIN SHAMSUDIN
Kepala Komite Piala Dunia Qatar 2022 Hassan al-Thawadi

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kepala Komite Piala Dunia Qatar 2022 Hassan Al-Thawadi menyampaikan pelarangan mengenakan ban kapten One Love atau pelangi selama turnamen sepak bola akbar tersebut bukan kepentingan Qatar semata. Menurut Al-Thawadi, ini berbicara prinsip lebih luas, yakni Islam dan negara Arab.

Ia mengatakan, ban kapten One Love mengirimkan pesan yang sangat memecah belah selama Piala Dunia. Inggris, Wales dan negara Eropa lainnya mengumumkan akan mengenakan ban kapten One Love sebagai tanda solidaritas untuk komunitas LGBTQ+ di Qatar, di mana negara tersebut melarang hubungan sesama jenis.

Baca Juga

FIFA dengan cepat mengancam akan mengeluarkan kartu kuning untuk pemain yang mengenakan ban kapten tersebut. Ancaman tersebut membuat tim nasional mengurungkan niatnya mengenakan ban kapten tersebut karena tak ingin mendapatkan sanksi.

Al-Thawadi melihat ban kapten tersebut sebagai protes terhadap kepercayaan di negara-negara Teluk. Menurut dia, jika pemain mereka menggunakan ban kapten tersebut sepanjang musim di liga mereka, itu sesuatu yang berbeda. Namun mereka harus menyadari fakta bahwa Qatar adalah bagian dunia lain dengan nilai-nilainya sendiri.

“Ini bukan Qatar yang saya bicarakan, ini dunia Arab. Untuk tim yang datang dan berkhotbah atau membuat pernyataan, tidak apa-apa. Tapi apa yang Anda katakan pada dasarnya adalah Anda memprotes negara Islam yang mengadakan acara. Di mana itu berakhir? Apakah itu berarti tidak ada negara Islam yang tidak pernah bisa berpartisipasi dalam apa pun?” katanya dilansir dari Guardian, Selasa (29/11/2022).

Ia menambahkan, bukan hanya untuk pemain dan tim, ia juga menginginkan penggemar ikut menghormati nilai-nilai dan agama bangsa lain karena itu adalah dasar untuk menyatukan dunia selama turnamen berlangsung. 

Qatar mendapatkan kecaman luas atas sikap diskriminatifnya terhadap kelompok tersebut. Namun Qatar mengatakan penggemar LGBTQ+ tetapi diterima di Piala Dunia meski tetap dilarang menunjukkan kemesraan di depan umum. Qatar dengan tegas melarang siapa pun masuk ke negaranya yang mengumbar simbol-simbol LGBTQ+. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement