Selasa 29 Nov 2022 14:56 WIB

Pemimpin Berambut Putih, Jokowi Sebut Basuki, Hatta, Ganjar Hingga Prabowo

Jokowi menilai, jika seseorang bekerja keras maka itu akan pengaruhi perubahan fisik.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Gerakan Nusantara Bersatu dari berbagai elemen relawan Jokowi itu untuk menyelaraskan persepsi barisan satu komando di bawah arahan Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Presiden Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Gerakan Nusantara Bersatu dari berbagai elemen relawan Jokowi itu untuk menyelaraskan persepsi barisan satu komando di bawah arahan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan masyarakat untuk menafsirkan pernyataannya yang menyebutkan ciri-ciri seorang pemimpin dilihat dari penampilannya. Jokowi pernah mengatakan, seorang pemimpin yang memikirkan rakyatnya terlihat dari kerutan di wajahnya dan juga rambutnya yang memutih.

"Ya ditafisirkan apapun silahkan. Tetapi memang dalam orang bekerja kalau kerjanya sungguh-sungguh, kalau kerjanya kerja keras, itu pasti akan mempengaruhi fisiknya," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di Pontianak, yang diunggah dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/11/2022).

Baca Juga

Karena terlalu bekerja keras, menurutnya penampilan seorang pemimpin pun akan berubah. "Entah itu saking mikirnya betul, mikir bener, kerutannya jadi kerutan wajahnya jadi banyak, termasuk juga rambut, mikirnya sangat berlebihan dan keras karena bisa saja, rambutnya jadi putih. Kan gitu aja," lanjutnya.

Saat ditanya apakah ada tokoh yang memiliki ciri-ciri yang disebutkannya itu, Jokowi pun menyebut beberapa nama. Yakni dari Basuki Hadimuljono, Hatta Rajasa, Ganjar Pranowo, hingga Prabowo Subianto.

"Wah tapi rambut putih kan banyak banget. Pak Basuki itu rambutnya putih, pak Hatta Rajasa rambutnya putih, pak Ganjar juga rambutnya putih, siapa lagi yang rambutnya putih. Pak Prabowo juga rambutnya agak putih," ucapnya.

Sebelumnya, dalam pidatonya saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11/2022), Jokowi meminta para relawannya agar tak salah memilih pemimpin di pilpres 2024 nanti. Ia pun kemudian mengungkapkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyatnya, salah satunya yakni terlihat dari penampilannya.

Menurut Jokowi, pemimpin yang memikirkan rakyat terlihat dari banyaknya kerutan di wajahnya. Bahkan sampai ada yang rambutnya memutih.

“Perlu saya sampaikan, perlu saya sampaikan, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan. Dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua, ada! Ada itu,” kata Jokowi.

“Kalau wajahnya cling bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati. Lihat juga lihat rambut- rambutnya, wah kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini,” tambahnya.

Jokowi juga meminta agar masyarakat berhati-hati menentukan sosok yang tepat. Menurut dia, pemimpin yang dipilih harus memahami dan mengerti perasaan yang dirasakan oleh masyarakat dan apa yang dibutuhkan oleh rakyat.

“Hati-hati, hati-hati, saya titip hati-hati, memilih pemimpin hati-hati, pilih pemimpin yang ngerti, yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat, pilih nanti di 2024 pilih yang pemimpin yang ngerti tentang apa yang dirasakan oleh rakyat, setuju?,” kata Jokowi.

Ia pun mengingatkan agar jangan sampai pemimpin yang dipilih berikutnya hanya senang duduk di dalam Istana. Jokowi mengatakan, seorang pemimpin di negara besar seperti Indonesia haruslah senang untuk turun ke lapangan untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Jokowi mengatakan, keberlanjutan pembangunan pemerintah pun perlu untuk terus dijaga bersama-sama. Keberlanjutan pembangunan ini, kata dia, bukan hanya untuk pemilu 2024, namun untuk mencapai Indonesia Emas di 2045.

Karena itu, ia mengingatkan agar pembangunan yang dilakukan tak hanya untuk kepentingan politik yang hanya sesaat. “Oleh karena itu, jangan hanya karena kepentingan sesaat, kepentingan jangka pendek, kepentingan-kepentingan politik, kemudian lupa menjaga keberlanjutan pembangunan yang telah kita mulai, kemudian menjaga juga, jangan lupa menjaga agar yang sudah di jalur yang tepat ini yang sudah on the right track ini terus bisa dilanjutkan,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement