Selasa 29 Nov 2022 14:49 WIB

Inspirasi Sang Ibu

Islam sangat memuliakan orang tua, terutama ibu.

Ilustrasi Ibu dan Anak
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Ibu dan Anak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhbib Abdul Wahab

Abu Umamah ra berkata, “Sesungguhnya telah datang seorang pemuda kepada Nabi SAW seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina. Maka para sahabatnya segera mencelanya mah-mah (kalimat cercaan).’”

Baca Juga

Nabi berkata kepadanya, “Kemari, mendekatlah!” Pemuda itu mendekatinya dengan jarak yang sangat dekat, lalu duduk di samping beliau. Nabi kemudian bertanya: “Apa kamu suka menzinai ibumu?” Dia menjawab: “Tidak, demi Allah, Allah menjadikanku enggan padanya, tidak ada seorang pun kecuali tidak senang menzinai ibunya.”

Lalu, Nabi berkata, “Apakah kamu suka menzinai anakmu? Dia jawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, Allah menjadikanku enggan padanya, tidak ada seorang pun kecuali tidak senang menzinai anaknya.”

Berkatalah Nabi, “Apa kamu suka menzinai saudara perempuanmu?” Dia jawab: “Tidak, demi Allah, Allah menjadikanku rasa enggan padanya, tidak ada seorang pun kecuali tidak senang menzinai saudara perempuannya.”

Nabi bertanya lagi, “Apakah kamu suka menzinai bibimu (saudara bapak)?” Dia jawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, Allah menjadikanku rasa enggan padanya, tidak ada seorang pun kecuali tidak senang menzinai bibinya.”

Nabi bertanya lagi, “Apakah kamu suka menzinai bibimu (saudara ibu)?” Dia jawab: “Tidak, demi Allah, Allah menjadikanku rasa enggan padanya dan tidak ada seorang pun kecuali tidak senang menzinai bibinya.’’

Kemudian, Nabi SAW meletakkan tangannya di atas kepala pemuda itu, lalu berdoa, “Ya Allah, ampuni dosanya, bersihkan hatinya, dan jagalah kemaluannya.” Pemuda itu tidak menoleh lagi kepada sesuatu (tidak berminat zina lagi).” (HR Ahmad).

Hadis itu menunjukkan kepada kita bagaimana kiat Rasulullah menyentuh hati pemuda agar tidak berbuat maksiat (zina). Dengan dialog penuh kasih sayang, beliau menjadikan ibu sebagai sumber inspirasi untuk berkomunikasi dan memengaruhi mindset pemuda yang sudah dirasuki niat buruk untuk bermaksiat.

Ternyata, inspirasi sang ibu dapat meluluhkan dan melembutkan hati pemuda itu, sehingga ia mengurungkan niatnya. Karena itu, sekiranya setiap pelaku kejahatan, termasuk koruptor, ditanya, misalnya, “Apakah engkau suka mengorupsi harta ibumu?” kemungkinan besar mereka akan menjawab, “Tidak.”

Pendekatan keibuan ini tidak hanya menyentuh ruang keinsyafan seseorang, tetapi juga membuatnya jujur dan mengikuti suara hati nuraninya. Ibu adalah sumber kasih sayang yang melimpah luar biasa bagi sang anak.

Sesuai dengan fitrahnya, tidak mungkin seorang anak berani melawan, mendurhakai, dan menyakiti hati ibunya. Memiliki ibu sesungguhnya merupakan kebanggan karena pada umumnya ibu itu sangat memperhatikan dan menyayangi anaknya.

Oleh sebab itu, seorang anak harus selalu bersyukur kepada Allah SWT dan kedua orang tuanya, khususnya ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, menyayangi, mendidik, dan mendewasakan sang anak.

Sedemikian pentingnya inspirasi sang ibu, sehingga Rasulullah mengharuskan anak berbakti kepada ibu sebagai prioritas utamanya.

Diriwayatkan Abu Hurairah, ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah, lalu bertanya, “Siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rasulullah  menjawab: “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Rasul menjawab: “Ibumu.” Orang itu masih bertanya lagi: “Lalu siapa lagi?” Rasul menjawab: “Kemudian, ayahmu.” (HR Muslim).

Islam sangat memuliakan orang tua, terutama ibu, karena jasanya yang tak terkira dan tidak dapat dibalas dengan apa pun. Karena itu, durhaka kepada salah satu atau kepada keduanya, lebih-lebih kepada sang ibu, merupakan dosa besar.

Sebagai anak, kita harus berhati-hati, jangan sampai menyakiti hati keduanya. Misalnya, dengan melakukan perbuatan tercela. Menyakiti hati ibu merupakan benih awal kedurhakaan anak kepadanya. 

Inspirasi sang ibu hendaknya menjadi renungan bagi kita semua agar kita selalu menjadikan ibu sebagai sumber motivasi dan cinta yang melimpah. Dengan demikian, kita memiliki etos berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan berlomba-lomba dalam kemaksiatan dan kemungkaran.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement