Selasa 29 Nov 2022 12:15 WIB

Kepala Pasukan Rusia Bertemu dengan Komandan Kurdistan

Pertemuan digelar terkait ancaman Turki untuk melancarkan serangan baru ke Suriah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang melihat lokasi yang rusak akibat serangan udara Turki yang menghantam pembangkit listrik di desa Taql Baql, di provinsi Hasakeh, Suriah, Minggu, 20 November 2022. Serangan udara Turki di Suriah utara akhir pekan lalu menewaskan dan melukai sejumlah orang Tentara Suriah dapat menimbulkan kemunduran pada langkah baru-baru ini menuju pemulihan hubungan antara kedua negara setelah 11 tahun ketegangan dan permusuhan.
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Orang-orang melihat lokasi yang rusak akibat serangan udara Turki yang menghantam pembangkit listrik di desa Taql Baql, di provinsi Hasakeh, Suriah, Minggu, 20 November 2022. Serangan udara Turki di Suriah utara akhir pekan lalu menewaskan dan melukai sejumlah orang Tentara Suriah dapat menimbulkan kemunduran pada langkah baru-baru ini menuju pemulihan hubungan antara kedua negara setelah 11 tahun ketegangan dan permusuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kepala pasukan Rusia di Suriah Letnan Jenderal Alexander Chaiko telah bertemu dengan seorang komandan Kurdistan. Pertemuan ini atas ancaman Turki untuk melancarkan serangan baru ke Suriah utara.

Juru bicara Syrian Democratic Forces (SDF) yang dipimpin Kurdistan Siamand Ali mengkonfirmasi pada Senin (28/11/2022), bahwa Chaiko bertemu dengan komandan Kurdi Mazloum Abdi di timur laut Suriah pada Ahad (27/11/2022). Namun, dia mengaku tidak memiliki perincian tentang apa yang mereka diskusikan.

Saluran televisi pan-Arab Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon melaporkan, bahwa Chaiko berdiskusi dengan Abdi tentang ketegangan di sepanjang perbatasan utara dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan besar baru oleh Turki. Stasiun tersebut mengatakan, Chaiko menyarankan pengerahan pasukan pemerintah Suriah di sepanjang perbatasan dengan Turki hingga 30 kilometer selatan perbatasan.

Juru bicara SDF lain Aram Hanna mengatakan kepada stasiun televisi Al-Arabiya pada Senin, Rusia mengedepankan selama pembicaraan kondisi pihak Turki. "Kami menolak semua tuntutan penjajah Turki," ujarnya.

Perjalanan Chaiko ke timur laut terjadi beberapa hari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk memerintahkan invasi darat ke Suriah utara. Rencana ini dilakukan dalam menargetkan kelompok-kelompok Kurdistan, menyusul ledakan 3 November di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Rusia pun langsung menyerukan de-eskalasi di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.

Turki telah melancarkan rentetan serangan udara terhadap sasaran yang dicurigai sebagai fasilitas Kurdistan di Suriah utara dan Irak selama seminggu terakhir. Tindakan itu sebagai pembalasan atas pemboman Istanbul yang ditudingkan dilakukan oleh kelompok Kurdistan.

Kelompok Kurdistan pun membantah terlibat dalam pengeboman tersebut. Kelompok itu mengatakan, serangan Turki telah membunuh warga sipil dan mengancam perang melawan kelompok ISIS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement