Selasa 29 Nov 2022 05:00 WIB

Roberto Martinez Akui Timnya Kehilangan Ketenangan Saat Kalah dari Maroko

Kekalahan ini membuat Belgia berpotensi pulang lebih cepat dari Qatar.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bola yang ditendang oleh Hakim Ziyech dari Maroko akan masuk ke gawang tetapi kemudian dianulir oleh wasit Cesar Ramos dari Meksiko selama pertandingan sepak bola grup F Piala Dunia antara Belgia dan Maroko, di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, Ahad, 27 November , 2022.
Foto: AP/Pavel Golovkin
Bola yang ditendang oleh Hakim Ziyech dari Maroko akan masuk ke gawang tetapi kemudian dianulir oleh wasit Cesar Ramos dari Meksiko selama pertandingan sepak bola grup F Piala Dunia antara Belgia dan Maroko, di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, Ahad, 27 November , 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, AL THUMAMA -- Belgia harus mengakui kegagalan timnya mengalahkan Maroko pada dalam pertain kedua Grup F Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Al Thumama, Ahad (27/11/2022) malam WIB. Mereka menelan kekalahan 2-0 yang membuat Belgia terancam gagal lolos ke babak 16 besar.

Dengan mental baja, Maroko mampu menahan gempuran serangan para pemain Belgia. Mereka bahkan mampu menjebol gawang Thibaut Courtois dua gol lewat Romain Saiss dan Zakaria Aboukhlal. Maroko bergabung dengan Arab Saudi dan Jepang yang mengalahkan tim dengan riwayat sukses di panggung dunia yakni Argentina dan Jerman.

Baca Juga

Pelatih Belgia Roberto Martinez kini harus memikirkan matang-matang menghadapi laga terakhir melawan Kroasia. Pertandingan tersebut wajib mereka menangkan jika ingin lolos ke bbak 16 besar. Pasalnya, Kevin de Bruyne duduk di posisi ketiga klasemen dengan nilai tiga atau terpaut satu angka dari Kroasia dan Maroko di posisi pertama dan kedua.

"Kami kehilangan ketenangan kami," kata Martinez usai pertandingan dilansir dari Skysports, Senin (28/11/2022).

Ada penilaian bahwa Piala Dunia kali ini di luar jangkauan ‘generasi emas’ Belgia yang sebagian besar kini berusia di atas 30 tahun. De Bruyne jelang pertandingan bahkan mencap  bahwa skuad Belgia terlalu tua. Perdebatan tersebut muncul di antara pemain.

“Di mana salahnya? Kami mungkin juga menyerang dengan buruk karena kami terlalu tua, pasti itu sekarang, tentunya,” katanya Jan Vertonghen.

Maroko melakukan pergantian penjaga gawang beberapa saat sebelum kick-off dengan menggantikan Yassine Bounou dengan Munir El Kajoui. Dengan mayoritas suporter yang hadir di Stadion Al Thumama adalah pendukung Maroko, permainan mereka perlahan memberikan perlawanan kepada Belgia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement