Senin 28 Nov 2022 21:43 WIB

Psikolog: Penyintas Perlu Dukungan Psikologis Awal Cegah Trauma

Dukungan psikologis awal bisa berupa dukungan sosial dan materi.

Anak mendengarkan cerita saat kegiatan trauma healing korban terdampak gempa di Taman Prawitasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Kegiatan yang digelar Rappeling Education (RED) tersebut ditujukan untuk mengurangi trauma pada anak akibat gempa bumi. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak mendengarkan cerita saat kegiatan trauma healing korban terdampak gempa di Taman Prawitasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Kegiatan yang digelar Rappeling Education (RED) tersebut ditujukan untuk mengurangi trauma pada anak akibat gempa bumi. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani mengatakan penyintas bencana alam perlu diberikan Dukungan Psikologis Awal (DPA). Dukungan penting agar trauma para penyintas bencana alam tidak berkepanjangan.

"Bencana bisa jadi sumber trauma, tapi tidak selalu berkepanjangan jika orang tua atau lingkungan masyarakat sekitarnya bisa bersikap dengan tepat dengan melakukan DPA," ucapnya, dalam keterangan, Senin (28/11/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan DPA bisa menjadi sebuah pencegahan terhadap trauma terutama pada anak. Dukungan psikologis yang dapat diberikan bisa berupa dukungan sosial dan penyediaan materi langsung kepada korban. Selain itu pemberian saran tentang kondisi psikologis korban juga perlu disampaikan agar mereka dapat mengenali dan mengatasi masalah lebih efektif.

Ketiga ada dukungan emosional, yaitu upaya memunculkan rasa nyaman, yakin, dipedulikan dan dicintai yang dapat membantu individu mengelola kondisi emosinya agar bisa lebih obyektif dan efisien dalam memahami dan mengatasi masalah. Selanjutnya dukungan harga diri, di mana pemberian semangat, persetujuan pendapat atau tindakan, perbandingan positif dengan individu lain, dan bentuk lain yang dapat meningkatkan harga diri dan rasa kompeten individu untuk menyelesaikan masalah.

Terakhir dukungan kelompok sosial. Yaitu dukungan yang membuat seseorang tersebut tidak sendiri dalam menghadapi suatu masalah dan mempunyai teman senasib, dan bagian dari kelompok sosial yang memiliki kesamaan masalah. "Yang disebut bantuan psikologis itu ada banyak hal, dan bisa menjadi sebuah trauma prevention," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement