Senin 28 Nov 2022 17:43 WIB

Dimas Oky Sarankan KPU Bali Ajak Anak Muda Terlibat pada Pemilu 2024

Sebanyak 83 persen generasi Z di Bali ingin tahu proses pemilu di TPS.

Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho menjadi pembicara di FGD yang diadakan KPU Provinsi Bali di di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin (28/11/2022).
Foto: Dok pribadi
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho menjadi pembicara di FGD yang diadakan KPU Provinsi Bali di di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin (28/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali menggelar focus group discussion (FGD) Diseminasi Hasil Survei Kepedulian Segmen Pemilih Generasi Z pada Pemilu Serentak Tahun 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (28/11/2022). Survei dilakukan KPU Bali dengan menggandeng tim peneliti Universitas Udayana (Unud).

Kedua lembaga menggelar survei perilaku politik dan komunikasi pada calon pemilih pemula dalam Pemilu 2024 pada Juli 2022. Adapun jumlah responden mencapai 18 ribu siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pulau Dewata

Sebanyak 83 persen dari 1.800 responden sampel dari kalangan generasi Z di Bali mengaku ingin mengetahui proses pemilu di tempat pemungutan suara (TPS). Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengatakan, hasil survei dan riset itu mengindikasikan generasi muda di Bali memiliki pengetahuan politik yang baik serta berminat mengetahui pemilu dan politik.

Bang Dimas, sapaannya menambahkan, kalangan generasi muda calon pemilih pemula terutama generasi Z, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan generasi sebelum mereka. Pemerintah melalui KPU, sambung dia, harus bisa menyasar anak muda melalui isu-isu kepemudaan dalam melakukan komunikasi dan sosialisasi.

"Sehingga pesan-pesan strategis sosialisasi dalam pemilu bisa tersampaikan dengan baik kepada anak muda," kata Dimas yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.

Menurut Dimas, penyelenggara pemilu dan partai politik perlu menyiapkan strategi khusus untuk mendorong partisipasi pemilih muda dalam pemilu. Dengan jumlah pemilih muda dari kalangan generasi milenial, yang diestimasikan lebih dari 50 persen dari keseluruhan pemilih pada Pemilu 2024, keberadaan mereka berpengaruh signifikan bagi pemenangan pemilu mendatang.

”Anak muda bukan sekadar dijadikan objek, melainkan perlu diedukasi mengenai pemilu karena mereka menjadi kunci dalam demokrasi, sehingga keterlibatan anak muda perlu didorong," kata doktor lulusan University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia tersebut dalam siaran pers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement