Senin 28 Nov 2022 17:40 WIB

Rusia Tegaskan Masih Kuasai PLTN Zaporizhzhia

Pemerintah Ukraina sebelumnya menyebut terdapat tanda pasukan Rusia tinggalkan PLTN.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Pemerintah Kota Enerhodar yang ditempatkan Rusia mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia masih dikuasai Rusia.
Foto: AP/Olexander Prokopenko, File
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Pemerintah Kota Enerhodar yang ditempatkan Rusia mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia masih dikuasai Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Kota Enerhodar yang ditempatkan Rusia mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia masih dikuasai Rusia. Hal ini disampaikan setelah pejabat senior Ukraina mengatakan pasukan Rusia bersiap meninggalkan PLTN itu.

"Media dengan aktif menyebarkan berita palsu Rusia berencana untuk mundur dari Enerhodar dan meninggalkan (PLTN), informasi ini tidak benar," kata pemerintah yang didukung Rusia di aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (28/11/2022).

Baca Juga

Pada Ahad (27/11/2022) kemarin kepala perusahaan energi nuklir milik pemerintah Ukraina mengatakan terdapat tanda-tanda pasukan Rusia mungkin bersiap pergi dari PLTN Zaporizhzhia. Rusia menduduki PLTN itu tidak lama setelah mereka mulai invasi ke Ukraina.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pada pekan lalu pasukan Ukraina menghancurkan enam unit peralatan militer Rusia dalam pertempuran di dekat Enerhodar. Militer Ukraina mengatakan sekitar 30 tentara Rusia juga terluka dalam pertempuran itu.

Laporan dari medan pertempuran tidak dapat diverifikasi secara mandiri.

Banyak pegawai PLTN Zaporizhzhia yang tinggal di dekat Kota Enerhodar. Rusia menduduki kota itu sejak awal invasi.

Pada September lalu Presiden Vladimir Putin menganeksasi Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia dari Ukraina. Pasukan Rusia mengklaim sebagian wilayah-wilayah itu, Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya mengecam aneksasi Rusia sebagai tindakan ilegal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement