Ahad 27 Nov 2022 17:14 WIB

Holding Danareksa: Lokananta Bakal Jadi Abbey Road-nya Indonesia

Holding Danareksa meyakini Lokananta aset strategis karena simpan koleksi sejarah

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sekretaris Perusahaan PPA Agus Widjaja (kiri), Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi (kedua dari kiri), Direktur Utama PT Danareksa Arisudono Soerono (kedua dari kanan), Direktur Utama M Bloc Group Handoko Hendroyono (kanan), dalam konferensi pers Lokananta Reload di Lokananta Records, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (27/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Sekretaris Perusahaan PPA Agus Widjaja (kiri), Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi (kedua dari kiri), Direktur Utama PT Danareksa Arisudono Soerono (kedua dari kanan), Direktur Utama M Bloc Group Handoko Hendroyono (kanan), dalam konferensi pers Lokananta Reload di Lokananta Records, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bertekad menghidupkan kembali Lokananta Records. Studio rekaman pertama Indonesia tersebut selama ini seperti mati suri lantaran tidak ada aktivitas yang berarti.

Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan Kementerian BUMN melihat Lokananta sebagai aset strategis yang menyimpan banyak koleksi bersejarah bangsa, termasuk saat saat masa proklamasi. Untuk itu, lanjut Yadi, PPA pun bersemangat untuk melakukan revitalisasi dan pengembangan Lokananta agar tampil kekinian dengan tidak menghilangkan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

"(Lokananta) ini harta karun. Selain melestarikan cagar budaya juga, potensi pengembangan Lokananta sangat luar biasa sebagai sentra kreativitas musisi lokal," ujar Yadi saat konferensi pers Lokananta Reload di Lokananta Records, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (27/11).

Yadi berharap transformasi Lokananta dapat menjadi wadah dan rujukan generasi muda dalam menciptakan karya. Tak hanya itu, Yadi menilai Lokananta juga dapat menjadi salah satu destinasi unggulan di Kota Solo.

Menurutnya, Lokananta dapat menjadi Abbey Road-nya Indonesia. Untuk itu, PPA tidak menutup kemungkinan membuat zebra cross tepat di depan gedung Lokananta seperti halnya zebra cross yang terkenal di Abbey Road.

"Kita ingin menyampaikan kepada generasi muda, (Lokananta) ini tidak kalah dengan Abbey Road (London, Inggris). Karya-karya yang tersimpan ini suatu potensi yang bisa kita kembangkan," kata Yadi.

Yadi mengatakan proses revitalisasi kini tengah berjalan. Ia menargetkan wajah baru Lokananta dapat terealisasi pada April atau Mei mendatang. Sembari proses revitalisasi berjalan, PPA juga menggelar Lokananta Reload berupa konser musik dan pameran UMKM. Tujuannya, sambung Yadi, untuk mengenalkan kembali Lokananta kepada generasi muda.

"Terus terang Lokananta ini kan sudah mati suri. Bahkan generasi muda tidak tahu Lokananta itu apa. Lokananta Reload hari langkah pertama memlerkwnalakny kenalkan kembali dan membangun //awareness// kepada generasi muda," ucap Yadi.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono Soerono mengatakan revitalisasi dan pengembangan Lokananta berfokus pada ekosistem model bisnis yang berkelanjutan. Ari menilai transformasi Lokananta tak hanya memberikan menggairahkan kembali industri musik nasional, melainkan juga industri kreatif dan juga pelaku UMKM.

"Kami berharap dan yakin Lokananta akan menjadi salah satu destinasi unggulan bagi Solo dan bisa mengangkat perekonomian warga sekitar," ujar Ari.

Sebagai agen pembangunan, lanjut Ari, BUMN memiliki tugas dalam menjaga aset sejarah bangsa. Ari mengatakan transformasi Lokananta tak hanya mampu melestarikan aset bersejarah, melainkan juga membangun kesadaran bangsa akan nilai-nilai sejarah sebagai momentum kebangkitan industri kreatif dalam negeri.

"Bayangkan lagu Indonesia Raya dan proklamasi, rekaman pertamanya disimpan di sini, kalau itu hilang betapa ruginya bangsa kita," kata Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement