Ahad 27 Nov 2022 03:15 WIB

Kerusuhan Pekerja di China Berdampak pada Pengiriman iPhone

Pabrik Foxconn kemungkinan tidak akan melanjutkan produksi penuh pada akhir bulan ini

Rep: Muhyiddin/ Red: Friska Yolandha
Para pekerja berbaris untuk menjalani tes COVID-19 di pabrik Foxconn di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah pada 5 Agustus 2021.
Foto: Chinatopix via AP
Para pekerja berbaris untuk menjalani tes COVID-19 di pabrik Foxconn di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah pada 5 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pabrik iPhone andalan Foxconn di China akan melihat pengurangan lebih lanjut dalam pengiriman November setelah serangan kerusuhan pekerja terbaru minggu ini. Karena, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, ribuan karyawan berhenti.

Pabrik iPhone Apple terbesar di dunia telah bergulat dengan pembatasan Covid-19. Kondisi itu pun memicu ketidakpuasan di kalangan pekerja dan mengganggu produksi menjelang liburan Natal dan Tahun Baru Imlek pada Januari. Karena, banyak pekerja yang diisolasi atau melarikan diri dari pabrik.

Baca Juga

Menyusul eskalasi pada Rabu (23/11/2022) yang membuat pekerja bentrok dengan petugas keamanan, Foxconn sekarang dapat melihat lebih dari 30 persen dari produksi November ikut terdampak, naik dari perkiraan internal hingga 30 persen ketika masalah tenaga kerja meletus pada akhir Oktober. Demikian kata sumber itu, Sabtu (26/11/2022).

Pabrik tersebut adalah satu-satunya yang membuat model iPhone premium, termasuk iPhone 14 Pro. Sumber tersebut juga mengatakan kemungkinan tidak akan melanjutkan produksi penuh pada akhir bulan ini.

Foxconn, yang secara resmi dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry Co, menolak berkomentar. Apple juga tidak menanggapi permintaan komentar.

“Keresahan pekerja di pabrik Foxconn di China dapat membebani pengiriman iPhone Apple pada bulan November,”  kata Victoria Scholar, kepala investasi di Interactive Investor, karena meningkatnya kekhawatiran atas kemampuan Apple untuk mengirimkan produk selama periode liburan yang sibuk.

Saham Apple sendiri telah turun 1,9 persen pada perdagangan saham hari Jumat, sementara indeks acuan Nasdaq turun 0,3 persen. "Apple masih dipandang sebagai salah satu saham yang lebih tangguh di sektor teknologi. Namun, Apple terus menunda memberikan panduan resmi mengingat ketidakpastian ekonomi makro," jelas Scholar.

Seperti dilaporkan Reuter, pada Selasa (22/11/2022) Best Buy Co Inc AS mengatakan, pihaknya memperkirakan iPhone kelas atas akan kekurangan pasokan di toko-toko musim liburan ini. Analis mengatakan, iPhone di toko Apple di Amerika Serikat selama musim belanja Black Friday juga turun dari tahun sebelumnya, dan butuh waktu lebih lama untuk mengisi kembali stok.

Sementara itu, Analis KGI Securities Christine Wang mengatakan jika masalah saat ini berlangsung hingga Desember, maka sekitar 10 juta unit produksi iPhone akan hilang, yang berarti pengiriman iPhone 12 persen lebih rendah pada kuartal terakhir tahun 2022.

Wedbush Securities memperkirakan banyak toko Apple sekarang memiliki iPhone 14 Pro 25 persen hingga 30 persen lebih sedikit daripada biasanya menjelang musim belanja liburan. Dalam sebuah pernyataan pada 7 November lalu, Apple juga memperkirakan pengiriman iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement