Jumat 25 Nov 2022 23:15 WIB

Kenali Tiga Level Pencegahan Sakit Jantung

Sakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.

Sakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Foto: www.freepik.com.
Sakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Nur Haryono, Sp.JP (K) FIHA dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengatakan, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam dua dekade terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

Penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentase kematian tertinggi di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019.

Baca Juga

Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Pada 2021, penyakit jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) paling tinggi.

Terdapat tiga level seseorang bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini. Pertama adalah pencegahan primer, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat. Ini bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Gaya hidup sehat ini termasuk melakukan aktivitas fisik moderat secara rutin yakni 150 menit per minggu sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menerapkan pola makan sehat dan seimbang serta menjaga indeks massa tubuh (IMT).

Lalu, pencegahan sekunder, dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit; serta pencegahan tersier dimana pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami disabilitas. Pencegahan di hulu dan hilir penting dilakukan pada satu waktu dalam menangani penyakit jantung.

"Pencegahan (penyakit jantung) dan penanganan di hilir perlu dilakukan bersamaan," kata Nur di Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Jika membandingkan dengan kasus di negara lain seperti Singapura, kata dia, kasus penyakit jantung tergolong rendah karena negara tersebut juga fokus menangani masalah hulu dengan melakukan langkah pencegahan.

"Kita harus mulai jangan sampai orang Indonesia sakit jantung, itu tugas kita semua," kata dokter dari Universitas Indonesia itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement