Kamis 24 Nov 2022 15:55 WIB

Polrestro Jaktim Ringkus Pencuri Motor Modus Mengaku Anggota Polisi

Dua pelaku PS dan AD telah beraksi 60 kali menggasak sepeda motor di Jakarta.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Polres Metro Jakarta Timur (Kapolrestro Jaktim), Kombes Budi Sartono
Foto: Dok Polda Metro Jaya
Kepala Polres Metro Jakarta Timur (Kapolrestro Jaktim), Kombes Budi Sartono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Timur (Polrestro Jaktim) menangkap dua pelaku pencurian sepeda motor di sejumlah wilayah dengan modus mengaku sebagai anggota polisi. Kepala Polrestro Jaktim, Kombes Budi Sartono mengatakan, kedua pelaku masing-masing berinisial PS dan AD.

Dari penyelidikan diketahui pelaku telah beraksi 60 kali selama dua bulan terakhir di sejumlah wilayah Jakarta. "Kejadian ini kurang lebih sudah terjadi selama dua bulan di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Depok," kata Budi di Jakarta, Kamis (24/11/2022).

Budi menambahkan, masing-masing pelaku memiliki peran berbeda, yaitu PS yang mengaku sebagai anggota polisi dan AD sebagai penadah. Dalam melancarkan aksinya, PS mengaku sebagai anggota polisi yang sedang melakukan penangkapan. PS juga membawa senjata api jenis airsoft gun agar meyakinkan korban bahwa yang bersangkutan adalah anggota polisi.

Budi mengatakan, PS menuduh korban sebagai pelaku tindak kejahatan. Kemudian pelaku mengambil sepeda motor korban dengan dalih dibawa ke kantor polisi untuk dijadikan barang bukti. "Menurut tersangka kurang lebih sudah ada 60 kejadian, kita sudah bisa mainkan 19 roda dua," ujar Budi.

Setelah mendapatkan sepeda motor korbannya, PS kemudian menyerahkannya ke AD yang berperan sebagai penadah. PS dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara. Sedangkan AD yang menjual sepeda motor ke Klaten dijerat pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

Budi mengatakan, pihaknya masih mengejar dua pelaku lain yang diduga terlibat dalam kasus pencurian sepeda motor tersebut. "Masih ada pelaku yang DPO (daftar pencarian orang). Masih kita kejar, tidak bisa disebutkan namanya di sini. Masih ada dua lagi DPO," tutur Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement