Kamis 24 Nov 2022 15:54 WIB

Ratusan Koin Kuno dari Tahun 100 SM Dicuri dari Museum, Nilainya Fantastis

Nilai harta karun itu sekitar 1,6 juta euro atau Rp 26 miliar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Koin kuno. ilustrasi
Foto: Korea.net
Koin kuno. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pencuri masuk ke museum Jerman selatan dan mencuri ratusan koin emas kuno. Pencuri itu berhasil masuk dan keluar hanya dalam sembilan menit tanpa membunyikan alarm.

Para pejabat menyatakan pada Rabu (23/11/2022), proses yang sangat rapi ini dinilai sebagai tanda lebih lanjut bahwa pencurian itu adalah perbuatan penjahat terorganisir. Otoritas memperkirakan nilai harta karun itu sekitar 1,6 juta euro atau Rp 26 miliar.

Baca Juga

Polisi telah meluncurkan pencarian internasional untuk para pencuri dan jarahannya yang terdiri dari 483 koin Celtic dan sebongkah emas mentah yang ditemukan selama penggalian arkeologi di dekat kota Manching pada 1999.

 
Wakil kepala Kantor Polisi Kriminal Negara Bagian Bavaria Guido Limmer mengatakan, Interpol dan Europol telah diperingatkan tentang pencurian koin dan unit investigasi khusus beranggotakan 20 orang. Tim memiliki nama sandi 'Oppidum' atau istilah Latin untuk penyelesaian Celtic telah dibentuk untuk melacak pelakunya.

Limmer menggambarkan kronologis kejadian yang bermulai pada pukul 01:17 pada Selasa (22/11/2022). Ketika itu kabel terputus di pusat telekomunikasi sekitar satu kilometer dari Museum Celtic dan Romawi di Manching. Kabel putus merobohkan jaringan komunikasi di wilayah tersebut. 

 
Menurut Limmer, sistem keamanan di museum mencatat bahwa sebuah pintu dibuka paksa pada pukul 1:26, kemudian pencuri pergi lagi pada pukul 1:35. Dalam sembilan menit itulah pelakunya  telah menghancurkan lemari pajangan dan mengambil harta karun itu.
 
Limmer mengatakan, ada kesejajaran antara pencurian di Manching dan pencurian permata tak ternilai di Dresden dan koin emas besar di Berlin dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya disalahkan pada kelompok kriminal yang berbasis di Berlin.
 
"Apakah ada hubungannya kita tidak bisa mengatakannya. Kami berhubungan dengan rekan kerja untuk menyelidiki semua sudut kemungkinan," ujar Limmer.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement