Kamis 24 Nov 2022 14:14 WIB

UPI Kukuhkan Delapan Guru Besar

Professor merupakan puncak karir jabatan fungsional dosen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pengukuhan 8 guru besar UPI selama dua hari pada Selasa, 22 November 2022 dan Rabu 23 November 2022. 
Foto: Istimewa
Pengukuhan 8 guru besar UPI selama dua hari pada Selasa, 22 November 2022 dan Rabu 23 November 2022. 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhan 8 guru besar selama dua hari pada Selasa, 22 November 2022 dan Rabu 23 November 2022. Kegiatan diselenggarakan secara daring dan luring digedung Achmad Sanusi.

Menurut Ketua Dewan Guru Besar UPI Prof Dr H Karim Suryadi MSi, di sesi pertama Selasa, 22 November 2022, pengukuhan guru besar mengangkat empat pemikiran. Yakni, pemikiran Prof Dr Epon Ningrum MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang Ilmu Pendidikan Geografi, Guru Besar pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI Tentang memperkuat peran pendidikan geografi dalam membangun generasi literasi bencana. 

Lalu, pemikiran kedua yang disampaikan oleh Prof Dr Dra Berliana MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang ilmu gender dalam olahraga pada Fakultas Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan UPI Tentang olahraga sebagai sarana emansipasi dan inklusi sosial perempuan. Kemudian pemikiran ketiga yang disampaikan oleh Prof Dr Drs Mamat Ruhimat MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang Ilmu Pendidikan Geografi pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI Tentang peningkatan kompetensi literasi geografis peserta didik melalui pemanfaatan teknologi 360 virtual learning simulations dan pemikiran keempat yang disampaikan oleh Prof Dr Drs Raden Boyke Mulyana MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang ilmu kepelatihan olahraga pada Fakultas Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan UPI Tentang pembinaan usia muda dalam keolahragaan ditinjau dari ilmu kepelatihan olahraga.

Selanjutnya, kata dia, Sesi kedua, Rabu 23 November 2022 mengangkat empat pemikiran. Pertama, pemikiran pertama yang disampaikan oleh Prof Dr Drs Munawar Rahmat MPd, Guru Besar/ Profesor pada bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI Tentang pengembangan pendidikan agama islam  berbasis tasawuf untuk meningkatkan religiusitas-substantif dan damai bagi mahasiswa. 

Kemudian, pemikiran kedua yang disampaikan oleh Prof Dr Hj Vismaia Sabariah Damaianti, MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang ilmu pendidikan literasi pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI Tentang membangun masyarakat Indonesia yang literat untuk kehidupan yang cendekia. 

Selanjutnya pemikiran ketiga yang disampaikan oleh Prof Dr Drs Asep Herry Hernawan MPd, Guru Besar/Profesor pada bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum pada Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Tentang problematika dan strategi meningkatkan literasi kurikulum pada pengembangan dan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dan pemikiran keempat yang disampaikan oleh Prof Dr Drs Dedi Koswara, MHum Guru Besar/Profesor pada bidang lmu Sastra dan Budaya Daerah pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI Tentang transformasi dari kelisanan (orality) carita pantun sanghyang jagatrasa  ke keberaksaraan (literacy) wawacan sanghyang jagatrasa  (kajian struktural, semiotik, dan etnopedagogi)

Prof Karim mengatakan, guru besar/profesor selalu terkait dengan akademic leader atau kepemimpinan akademik. Guru besar/professor terus menerus berupaya bagaimana menemukan cara, bagaimana kepeloporan akademik yang ditunggu oleh masyarakat. 

"Guru besar atau professor harus berupaya memberikan jawabanan atas persoalan yang ada disekeliling kita dan di masyarakat kita dengan aksi nyata," katanya.

Sementara menurut Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof Solehuddin, guru besar atau professor merupakan puncak karir jabatan fungsional dosen. Agenda pengukuhan ini merupakan agenda formal UPI.

Prof Solehuddin mengajak, para guru besar/professor untuk mewujudkan karya nyata dalam tridharma perguruan tinggi dalam bidang pendidikan, penelitian serta pengbadian kepada masyarakat. Selain itu, untuk membangun semangat dan pemikiran-pemikiran baru. 

"Semoga para guru besar/professor lahir dengan semangat baru dalam mmebangun dan memikirkan masa depan bangsa khususnya pada bidang pendidikan," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement