Kamis 24 Nov 2022 09:12 WIB

Satu Tahun IPO, Mitratel Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

Mitratel jadi perusahaan telco terbesar di Asia Tenggara terkait kepemilikan tower

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel telah genap satu tahun melantai di Bursa Efek Indonesia. Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.
Foto: Telkom
Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel telah genap satu tahun melantai di Bursa Efek Indonesia. Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel telah genap satu tahun melantai di Bursa Efek Indonesia. Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.

Pria yang akrab disapa Teddy menyampaikan empat capaian yang berhasil diraih perseroan dalam masa setahun pascamencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada 22 November 2021. Pertama, Mitratel kini menjadi perusahaan tower telekomunikasi independent terbesar di Asia Tenggara dengan 28 persen saham kepemilikan publik yang memiliki layanan terlengkap.

"Mitratel telah menyiapkan insfrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite) dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi yang terlengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi," ujar Teddy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/11).

Menurut Teddy, secara global tren bisnis menara telekomunikasi bergeser dari Towerco menjadi Digital Infraco di masa depan, untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.

Di Indonesia, lanjut Teddy, Towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital, guna mendorong pertumbuhan bisnis di masa depan, terutama terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.

"Mitratel, sebagai bagian dari Telkom Group akan senantiasa mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic/tower fiberisation," sambung dia.

Kedua, ucap Teddy, perseroan kini menjadi perusahaan provider menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara, melalui berbagai pembangunan tower dan aksi korporasi. Teddy mengatakan tenancy ratio MTEL 1,44x dan 58 persen tower di luar Jawa menjadi ruang pertumbuhan dengan perluasan layanan operator seluler ke seluruh Indonesia.

Hingga kuartal III 2022, Mitratel tercatat total memiliki 35.051 tower telekomunikasi, setelah perseroan sukses mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) beberapa waktu lalu.

Ketiga, menurut Teddy, Mitratel memiliki leverage rendah dan tanpa eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Perseroan cukup tangguh terhadap eksposur makro ekonomi dengan catatan net-debt to EBITDA 1,7x, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100 persen dan seluruh utang dalam mata uang rupiah.

"Keempat, MTEL juga jadi perusahaan terdepan di industri dengan tingkat investasi yang sangat baik," lanjut Teddy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement