Kamis 24 Nov 2022 06:38 WIB

PKB Tegaskan Koalisi dengan Gerindra tak akan Bercerai

PKB dan Partai Gerindra telah meneken kerja sama politik lewat piagam deklarasi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid di Gedung Nusantara III,  Kompleks Parlemen, Jakarta.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menanggapi isu dan simulasi perjodohan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Pihaknya mengaku tak terganggu terhadap isu perjodohan tersebut.

"Tidak terganggu, kan baru setingkat isu. Karena kita berpegang saja pada pakta yang ditandatangani," ujar Jazilul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/11).

PKB dan Partai Gerindra, tegasnya, telah meneken kerja sama politik lewat piagam deklarasi yang ditandatangani pada Agustus lalu. Sehingga ia yakin, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya tak retak dan pecah.

"Ketika PKB gandeng dengan Gerindra, PKB tidak punya bayangan untuk pecah. Jadi kita ingin membangun kekuatan sampai menang," ujar Jazilul.

"Dalam prinsip itu, kita membangun koalisi yang serius, tidak mikir bercerai. Karena kalau dalam istilah perceraian itu adalah sangat dibenci oleh Allah," sambungnya.

Hadirnya nama Ganjar juga ditegaskannya merupakan isu yang dihembuskan oleh orang-orang di luar PKB dan Partai Gerindra. "Setahu saya tidak bahas itu (Ganjar), yang dibahas itu setidaknya Gerindra punya capres Pak Prabowo, PKB punya capres Gus Muhaimin," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai, koalisi Gerindra dan PKB berpotensi goyah seiring masih ngototnya Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar untuk menjadi capres. Menurutnya, kengototan antarkeduanya merupakan hal yang wajar lantaran keduanya diamanahkan partainya untuk menjadi capres.

Namun demikian, kengototan Wakil Ketua DPR itu untuk capres dinilai hanya ingin meningkatkan bargaining politiknya. Muhaimin dinilai, hanya untuk memastikan Prabowo menjadikannya cawapres.

"Kalau Prabowo menggaransi cak Imin jadi cawapres, tampaknya koalisi dua partai itu akan aman. PKB bersama cak Imin akan mengerahkan semua potensi untuk memenangkan pasangan Prabowo-cak Imin," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement