Rabu 23 Nov 2022 20:50 WIB

Awal Mula Masuknya Musik Islam ke Spanyol

Spanyol memegang peranan penting dalam khasanah musik Islam.

Islam di Spanyol.
Foto: pinterst
Islam di Spanyol.

IHRAM.CO.ID, Musik, terutama gaya klasik, dalam dunia Islam mulai berkembang dengan pesat pada masa kekhalifahan Umayyah (651-750). Istana-istana di Damaskus, Suriah, dipenuhi oleh musisi, baik laki-laki maupun perempuan. Pada masa itu, tak hanya musisi berbakat berdarah Arab atau hasil akulturasi yang bermunculan, tapi elemen-elemen asing juga ikut memengaruhi perkembangan musik Islam.

Musisi besar pertama di era Umayyah adalah Ibnu Misjah. Pria yang lahir di Makkah dari keluarga Persia ini sering disebut sebagai bapak musik Islam. Selain dikenal sebagai musisi andal, Ibnu Misjah juga seorang penyanyi yang berkemampuan tinggi. Ia piawai memainkan lute (alat musik petik yang mirip dengan gitar).

Baca Juga

Pada akhir masa Dinasti Umayyah, elemen musik dari daerah-daerah yang telah ditaklukkan pasukan Islam menjadi bagian yang melebur ke dalam identitas musik Islam klasik. Lalu, ketika Dinasti Abbasiyah bangkit pada tahun 750, pusat musik Islam berpindah dari Damaskus ke Baghdad, Irak. Kekhalifahan Umayyah memang menjadi peletak dasar musik Islam, tetapi masa keemasan musik tersebut ada pada masa Dinasti Abbasiyah.

Ketika itu musik dibahas dan ditelaah dalam berbagai pendekatan. Mulai dari aspek kepakaran, teori estetika, teori etika, aspek terapi, pengalaman mistik, hingga matematika. Seorang seniman musik di masa itu harus memiliki kecakapan dari sisi teknik, kekuatan kreativitas, dan pengetahuan yang luas. Di antara para musisi itu, yang paling terkenal adalah Ibrahim al-Mawsili dan anaknya Ishaq. Mereka adalah bangsawan Persia dan menjadi ketua dari musisi, serta memiliki kedekatan dengan Khalifah Harun ar-Rashid.

Sejalan dengan perkembangan musik di Damaskus dan Baghdad, Spanyol juga memegang peranan penting dalam khasanah musik Islam. Melalui negara yang berbatasan dengan Afrika Utara inilah, musik Islam menebarkan pengaruh di Eropa.

Pada masa kekhalifahan Umayyah, Spanyol sudah mulai tersentuh musik-musik Islam, dan negara itu menjadi salah satu pusatnya. Lalu, kebangkitan musik itu dilanjutkan pada masa pemerintahan Dinasti Almoravids yang datang dari Afrika Utara. Dinasti yang berasal dari bangsa Berber ini menguasai Spanyol pada abad ke-11 dan 12. Di Spanyol, musik Islam itu berakulturasi dengan kebudayaan lokal sehingga muncullah cabang musik Islam beraliran Andalusian atau Moorish.

Perkembangan musik di Spanyol tidak lepas dari seorang pria kelahiran Irak, Ziryab (burung hitam). Dia adalah murid dari Ishaq al-Mawsili, salah satu musisi terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah. Jika sang guru tidak merasa iri dan mengusir Ziryab sampai ke Spanyol, musik Islam di negara tersebut belum tentu akan berkembang.

Karena kemampuannya yang luar biasa, Ziryab menjadi penyanyi dan musisi utama di Istana Cordoba. Dia jugalah yang memperkenalkan lute dengan lima senar, yang bisa membentuk komposisi nada yang baru. Pria yang bernama asli Abul-Hasan Ali Ibnu Nafi ini juga mendirikan sekolah musik terkenal di Spanyol. Pengaruh musik yang dibawa Ziryab tidak hanya berkembang di Cordoba, tetapi juga ke Sevilla. Kota itu kemudian menjadi salah satu pusat pembuatan instrumen musik.

Di Spanyol, muncul dan berkembang bentuk puisi baru, seperti muwashshah dan zajal. Dua jenis puisi ini dari sisi ritme dan cara melagukannya, jauh lebih bebas dari bentuk kasidah klasik. Inovasi-inovasi itu membuka jalan bagi perkembangan musik yang lebih baik. Namun, sejak Mongol menginvasi Baghdad pada 1258 dan kerajaan Spanyol kembali merebut Granada pada 1492, kebudayaan Islam di sana semakin meredup. Akan tetapi, dari sisi musik justru terus berkembang. Semakin banyak elemen yang bercampur dengan musik Islam.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement