Rabu 23 Nov 2022 18:17 WIB

PetroChina Lirik Peluang Gabung ke Blok Masela Dampingi Inpex

SKK Migas berharap akhir tahun sudah ada perusahaan dampingi Inpex di Blok Masela

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Blok Masela (ilustrasi). Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengatakan saat ini pihak KKKS luar mulai melirik pengembangan Blok Masela. Salah satunya, PetroChina Company Ltd mengatakan berminat masuk ke Blok Masela.
Foto: PGN
Blok Masela (ilustrasi). Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengatakan saat ini pihak KKKS luar mulai melirik pengembangan Blok Masela. Salah satunya, PetroChina Company Ltd mengatakan berminat masuk ke Blok Masela.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengatakan, saat ini pihak KKKS luar mulai melirik pengembangan Blok Masela. Salah satunya, PetroChina Company Ltd mengatakan berminat masuk ke Blok Masela.

PetroChina menambah deretan KKKS yang tertarik bergabung bersama Inpex Coorporation untuk segera mengeksekusi Lapangan Abadi, Masela di Tanimbar, Maluku. Saat ini kata Dwi, semua pihak masih melakukan diskusi.

“Termasuk (PetroChina). Tapi masih menunggu hasil studi masing-masing (kontraktor) dari blok itu,” kata Dwi saat ditemui usai membuka International Convention Oil and Gas of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11).

Dwi menargetkan, akhir tahun ini sudah ada keputusan final perusahaan yang masuk ke Blok Masela, mengempit 35 persen hak partisipan (participant interest) Shell. "Kami berharap akhir tahun ini sudah bisa ada keputusan final soal partner di Blok Masela," tambah Dwi.

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mendorong agar Pertamina bermitra dengan perusahaan lain jika masuk Blok Masela. Kolaborasi perlu dilakukan karena BUMN energi ini juga punya proyek prioritas yang tengah berjalan seperti proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan RDMP Cilacap. Apalagi proyek pengembangan Blok Masela membutuhkan biaya besar, sekitar 20 miliar dolar AS atau Rp 287 triliun.

“Jadi memang ideal sekali kalau BUMN masuk, dalam hal ini Pertamina, mampu baik secara teknikal dan finansial. RDMP itu kan juga perlu biaya besar,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement