Rabu 23 Nov 2022 16:29 WIB

Di Manakah Gua Ashabul Kahfi?

Sebelum marak penelitian arkeologi, gua Ashabul Kahfi sulit dibuktikan keberadaannya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Gua yang diyakini sebagai gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania
Foto: ammancity.gov.jo
Gua yang diyakini sebagai gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemuda yang tertidur selama 309 tahun di dalam gua diabadikan di dalam Alquran. Mereka dikenal dengan nama Ashabul Kahfi, para pemuda gua.

Namun demikian, di manakah gua yang menjadi tempat tidur mereka selama 309 tahun itu? Kisah Ashabul Kahfi disebutkan dalam Alquran, salah satu ayat menyebutkan dan melukiskan tentang gua tempat tinggal para pemuda itu dan anjingnya.

Baca Juga

Dalam Surah Al-Kahfi ayat 17, Allah SWT berfirman, "Wa tarassyamsa idza thala'at tazaawaru an kahfihim dzatal-yamini wa iadza gharabat taqridhuhum dzaatassyimali wa hum fi fajwatin minhu,". Yang artinya, "Engkau melihat matahari ketika terbit condong dari gua mereka ke sebelah kanan dan apabila terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedangkan mereka berada dalam tempat yang luas di dalam gua itu,".

Pakar Tafsir Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Mukjizat Alquran menjelaskan, tidak mudah membuktikan keberadaan gua yang dimaksud (Alquran) sebelum maraknya penelitian arkeologi. Namun menurut Thabathabai, dikutip Prof Quraish, sumber barat pun paling tidak menyebutkan empat kesimpulan tentang kisah Ashabul Kahfi. Yang mana walaupun berbeda perinciannya, sama dalam pokok kisahnya.

Di sisi lain telah ditemukan sekian banyak gua di Epsus, Damaskus, dan Iskandinavia yang masing-masing penemunya mengklaim bahwa gua itulah yang merupakan gua Ashabul Kahfi. Tetapi sayang ciri-ciri gua tidak sepenuhnya sama dengan apa yang dilukiskan oleh Alquran.

Pada 1963, seorang arkeolog Yordania bernama Rafiq Wafa menemukan sebuah gua yang terletak di sekitar delapan kilometer dari Amman ibu kota Yordania dan memiliki ciri-ciri seperti yang diuraikan Alquran.

Gua tersebut berada di atas dataran tinggi menuju arah tenggara, sedangkan kedua sisinya berada di sebelah timur dan barat dan terbuka sedmikian rupa sehingga cahaya matahari menembus ke dalam. Di dalam gua terdapat ruangan kecil yang luasnya sekitar tiga kali dua setengah meter.

Ditemukan juga di dalam gua tersebut tujuh atau delapan kuburan. Pada dinding-dindingnya terdapat tulisan Yunani Kuno, tetapi tidak terbaca lagi, sebagaimana terdapat pula gambar seekor anjing dan beberapa ornamen.

Di atas gua tersebut terdapat sebuah tempat peribadatan ala Bizantium; mata uang dan peninggalan-peninggalan yang ditemukan di sekitarnya menujujukkan bahwa tempat tersebut dibangun pada masa pemerintahan Justinius 1 (418-427 Masehi).

Ciri-ciri yang ditemukan itu dapat dikatakan sesuai dengan ciri-ciri yang dikemukakan Alquran. Di sisi lain para sejarawan Muslim dan Kristen mengakui bahwa penguasa yang menindas pengikut-pengikut Isa AS antara lain adalah yang memerintah pada 98-117 Masehi dan pada sekitar tahun 112 Masehi menetapkan bahwa setiap orang yang menolak menyembah dewa-dewa dijatuhi hukuan sebagai pengkhianat.

Para sejarawan Muslim pun sepakat bahwa penguasa yang bijaksana adalah Theodusius yang memerintah selama 408-451. Di sisni sekali lagi bertemu informasi sejarawan dengan informasi Alquran.

Yakni apabila dikatakan bahwa para pemuda yang berlindung itu menghindar dari ketetapan penguasa yang dikeluarkan pada 112 Masehi itu, dan bahwa mereka tidur selama 300 tahun, ini berarti mereka terbangun dari tidur pada sekitar tahun 412 Masehi yakni masa pemerintahan penguasa yang membebaskan orang-orang Kristen dari penindasan.

Dari sejarah ini diketahui juga mengapa peristiwa ini tidak disebut dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, karena memang terjadinya jauh setelah masa Isa AS. Demikianlah, kata Prof Quraish, sekali lagi bukti kebenaran pemberitaan ghaib Alquran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement