Rabu 23 Nov 2022 12:59 WIB

Berburu Makanan Khas Indonesia di Doha

Hanya segelintir restoran yang menyajikan masakan khas Indonesia.

Jurnalis Republika Fernan Rahadi di Doha, Qatar.
Foto: Istimewa.
Jurnalis Republika Fernan Rahadi di Doha, Qatar.

Oleh Jurnalis Republika Fernan Rahadi dari Doha, Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, Seperti perjalanan ke luar negeri pada umumnya, salah satu kekhawatiran jurnalis asal Indonesia adalah soal makanan. Maklum, lidah orang Indonesia, khususnya Jawa, biasanya agak susah untuk menelan makanan sehari-hari selain nasi. He...he...he...

Beruntung, selama perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar, saya menginap di rumah seorang warga negara Indonesia. Sejak sebelum kedatangan saya ke Doha, Bu Aida, demikian saya memanggilnya, sudah berjanji akan sering mengajak berkeliling mencari restoran-restoran Indonesia yang ada di kota tersebut.

Pada hari kedua saya berada di Doha, Jumat (18/11/2022), Bu Aida yang sehari-hari bekerja di Brunel, sebuah perusahaan rekrutmen global di Qatar, tersebut menepati janjinya. Ia mengajak saya dan seorang rekan jurnalis yang lain mengunjungi sebuah restoran Indonesia di daerah Al Muntazah, sebuah wilayah di pusat Kota Doha.

Baca juga : Buya Anwar Abbas: Piala Dunia Qatar Contoh Kompetisi Beradab

Restoran tersebut bernama Mama Rozie. Pemiliknya adalah seorang wanita Indonesia keturunan Malaysia bernama Rosalina Umar (59 tahun). Ia mengaku berasal dari Penang, Malaysia. Setelah menikahi seorang pria dari Aceh, Rosalina yang kemudian kami panggil Mama Rozie, kemudian pindah ke wilayah yang dijuluki Serambi Makkah tersebut.

Pada tahun 1996, Mama Rozie dan keluarganya pindah ke Doha. Awalnya, ia dan suaminya berstatus sama dengan mayoritas warga negara Indonesia di Doha yang bekerja di sektor migas. Namun, setelah suaminya pensiun, ia mulai berpikir untuk serius menekuni bisnis restoran. Apalagi ia mengaku sudah pernah berbisnis restoran saat masih tinggal di Aceh, dua dekade sebelumnya.

Resep Mama Rozie pun terbukti kelezatannya. Tak hanya menu-menu asal Indonesia seperti lontong sayur, sop iga, dan bakso, di restoran tersebut juga tersedia sejumlah menu Malaysia dan Filipina, salah satunya adalah nasi lemak. Harganya pun juga cukup ramah di kantong turis dengan menu termahal sebesar 30-35 qatari rial (Rp 120-150 ribu).

Meskipun keberadaan restoran milik orang Indonesia di Doha sudah cukup banyak, namun segelintir saja yang menyajikan masakan khas Indonesia. Mama Rozie berusaha mengambil ceruk pasar tersebut. Usahanya berbuah manis. Saat ini, restoran Mama Rozie menjadi rujukan banyak orang di Doha. Tak hanya orang-orang Indonesia, namun orang-orang dari berbagai negara yang tinggal di Qatar.

Baca juga : Selesai Piala Dunia Qatar, FIFA akan Terus di Jakarta untuk Persiapan Piala Dunia U-20

Saya pun melihat dengan mata kepala sendiri larisnya restoran tersebut. Saat saya datang kembali untuk kedua kalinya pada Sabtu (19/11/2022) malam, restoran tersebut tetap penuh. Salah satu kelebihannya barangkali adalah letaknya yang berada di pusat kota.

Dari restoran tersebut, kami bisa dengan mudah mengakses Stasiun Doha Metro. Ini stasiun terbesar yang menghubungkan tiga jalur rel, yakni Msheireb Metro Station. Saat ini, restoran Mama Rozie juga bisa ditemui di dua wilayah lain yang cukup padat penduduk, yakni West Bay dan Lusail. Kedua wilayah tersebut juga dilewati jalur Metro.

Meskipun usaha restorannya sudah cukup laris, Mama Rozie mengaku sudah rindu kampung halaman. Ia mengatakan, tak lama lagi dirinya akan kembali ke kampung halamannya. Ke depan, restorannya akan dikelola oleh ketiga anaknya yang memang sudah fokus sebagai pengelola harian restoran Mama Rozie.

Baca juga : Sah! Ronaldo dan Manchester United Berpisah

Di tangan anak-anaknya itulah restoran Mama Rozie ingin dikemas supaya lebih menarik lebih banyak kunjungan. Seperti kebiasaan tiap hari Senin di mana terdapat menu spesial untuk makan siang yakni menu yang berubah-ubah tiap pekannya. Bahkan, khusus pada penyelenggaraan Piala Dunia 2022 ini terdapat potongan harga hingga 30 persen untuk pengunjung yang datang.

Bagaimana dengan diskon untuk jurnalis asal Indonesia? Ssstt... Jangan bilang siapa-siapa karena kami mendapatkan potongan setengah harga alias 50 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement