Rabu 23 Nov 2022 13:18 WIB

Partai Sintetis, Partai dari Denmark yang Dipimpin oleh Kecerdasan Buatan

Tokoh utama Partai Sintetis adalah pemimpin berbentuk chatbot.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini makin banyak ditemui. Bahkan, kini kecerdasan buatan sudah merampah ke dunia politik. 

Dikutip dari Vice, Senin (17/10/2022), partai politik Denmark baru kini hadir dengan mengusung teknologi AI. Kebijakan-kebijakan yang juga berasal AI. Partai tersebut kini mulai mengincar kursi di parlemen. Diberi nama Partai Sintetis, partai ini dapat mencalonkan diri dalam pemilihan umum November 2022 di Denmark.

Baca Juga

Awalnya, partai Sintetis didirikan pada Mei 2022 oleh seniman kolektif Computer Lars, bersama organisasi seni dan teknologi nirlaba MindFuture Foundation. Wajah publik dan tokoh utama Partai Sintetis adalah pemimpin berbentuk chatbot yang diberi nama AI Lars.

Chatbot ini diprogram berdasarkan kebijakan-kebijakan para partai pinggiran Denmark sejak 1970 dan dimaksudkan untuk mewakili nilai 20 persen warga Denmark yang tidak memilih dalam pemilu. "Kami mewakili data dari semua partai pinggiran. Mereka yang memiliki visi politik dan ingin mereka wujudkan, tetapi mereka biasanya tidak memiliki uang atau sumber daya untuk melakukannya," kata Asker Staunæs, pencipta Partai Sintetis, sekaligus seniman-peneliti di MindFuture.

Pemimpin Lars adalah chatbot AI yang dapat diajak bicara oleh orang-orang melalui platform Discord. Seseorang dapat memanggil Pemimpin Lars dengan memulai kalimat-kalimat dengan "!".

"Ketika orang-orang dari Denmark, atau seluruh dunia berinteraksi dengan AI, mereka dapat mengirimkan perspektif-perspektif baru dan informasi tekstual baru, yang kami kumpulkan dalam kumpulan data. Kemudian data ini akan digunakan untuk penyempurnaan," kata Staunæs.

Beberapa kebijakan yang diusulkan Partai Sintetis, termasuk menetapkan pendapatan dasar universal 100 ribu kroner Denmark per bulan. Angka ini setara dengan 13.700 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 212.188.340. Jumlah ini, lebih dari dua kali lipat gaji rata-rata masyarakat di Denmark saat ini.

Usulan perubahan kebijakan lainnya adalah menciptakan sektor internet dan teknologi informasi (TI) milik bersama di pemerintahan yang setara dengan lembaga-lembaga publik lainnya.

Sejauh ini, Partai Sintetis hanya memiliki 11 tanda tangan dari 20 ribu yang akan memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pemilihan November ini. Tak hanya di Denmark, pada 2017, di Rusia sempat ada asisten virtual bernama Alisa yang sempat mencalonkan diri sebagai presiden.

Meskipun ia berwujud virtual, Alisa sempat mendulang dukungan dari ribuan pendukung. Kemudian, ada pula Sam di Selandia Baru. Politikus virtual ini, lahir sejak 2019 dan masih eksis hingga saat ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement