Selasa 22 Nov 2022 19:04 WIB

Korban Meninggal Gempa Cianjur Jadi 268 Orang dan 151 Lainnya Belum Ditemukan

BNPB mencatat 1.083 terluka dan 58.362 warga mengungsi akibat gempa Cianjur.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus raharjo
TNI dan SAR mengevakuasi jenazah korban longsor akibat gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022. Gempa yang melanda barat daya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat itu menewaskan sedikitnya 103 orang. , menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
TNI dan SAR mengevakuasi jenazah korban longsor akibat gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022. Gempa yang melanda barat daya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat itu menewaskan sedikitnya 103 orang. , menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur terus bertambah. Data pada Selasa (22/11/2022) mencatat sekitar pukul 17.00 WIB jumlah korban meninggal dunia mencapai 268 orang.

"Dari 268 korban meninggal, yang sudah teridentifikasi siapa-siapa jenazahnya sebanyak 122 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan di posko utama penanganan bencana gempa Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022) sore.

Baca Juga

Selain kepala BNPB, ikut mendampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Bupati Cianjur Herman Suherman. Selain 268 orang meninggal dan teridentifikasi ada korban hilang sebanyak 151 orang yang masih dalam pencarian.

Selain korban meninggal dan hilang, kata Suharyanto, ada sebanyak 1.083 orang luka-luka serta warga mengungsi sebanyak 58.362 orang. Selanjutnya kerugian materiil rumah rusak berat 6.570 unit, rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.

Sisanya, lanjut Suharyanto, masih dilakukan pendataan. Daerah terdampak gempa sebanyak 12 Kecamatan yakni Cianjur, Karangtengah, Warungkodang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalongkulon, Sukaluyu, Pacet dan Gekbrong.

Suharyanto menambahkan, di 12 kecamatan ini sudah berdiri tempat pengungsian dan bahkan jumlahnya bertambah. Namun, tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan bagi pengungsi korban gempa di kecamatan itu.

Di sisi lain ada warga mendirikan warga tenda seadanya di dekat rumah masing-masing. Di mana BNPB, TNI, Polri, kementerian lembaga, dan semua stakeholder akan membantu mendampingi. Harapannya, sambung Suharyanto, semua yang mengungsi di dekat rumah masuk ke pengungsian terpusat karena terjamin dari segi pelayanan dan logsitik.

Kepala BNPB menambahkan, pihaknya memastikan posko komando penanganan darurat sudah beroperasi. Setiap pukul 07.00 WIB kegiatan fokus masih tanggap darurat dan melakukan pencarian dan evaluasi penanganan. Khusus 151 korban masih hilang, lanjut Suharyanto, diharapkan dalam masa tanggap darurat berakhir dapat ditemukan dan diidentifikasi.

Apabila tidak ditemukan dan dinyatakan hilang dan semoga semua korban bisa ditemukan baik selamat maupun meninggal. "Setiap pukul 17.00 WIB akan lakukan konpers untuk menyampaikan perkembangan penanganan harian seperti korban bertambah dan kegiatan lainnya semua komando posko," ujarnya.

Selanjutnya akan dilakukan rapat evakuasi pukul 19.00 WIB terkait kegiatan dan tidak ada yang bergerak tanpa komando penanganan dan pengungsi. Di sisi lain bantuan kepada masyarakat akan dipusatkan di posko utama terkait pendistribusian. Di posko ada yang bertanggungjawab pada logistik dan pendisitribusian.

Suharyanto mengatakan, pengungsi mendapatkan fasilitaa lebih baik berupa tenda besar dan representatif baik pemda, TNI, Polri Kemensos, BPBD, BNPB dan tenda bantjluan lain. Diharapkan tidak menggunakan tenda seadanya. Terkait logistik kata Suharyanto sudah distribusi melalui dapur umum kepada warga di tenda pengungsian semua terlayani. Kalau belum sempurna dan belum terlayani akan diperbaiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement