Selasa 22 Nov 2022 15:48 WIB

Ridwan Kamil Minta Pendataan Korban Gempa Cianjur Libatkan Kepala Desa

Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta pendataan korban gempa Cianjur libatkan kades.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Penyandang disabilitas Raisya Putri Fathimah memberikan bunga kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (berpeci) saat penyerahan bantuan kemanusiaan Gubernur Jawa Barat untuk Raisya di Jalan Pamoyanan, Cicendo, Kota Bandung, Kamis (17/11). Kegiatan kerjasama antara Pemprov Jawa Barat, Jabar Quick Response dan Rumah Yatim ini merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jawa Barat terhadap warga, khususnya yang membutuhkan bantuan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Penyandang disabilitas Raisya Putri Fathimah memberikan bunga kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (berpeci) saat penyerahan bantuan kemanusiaan Gubernur Jawa Barat untuk Raisya di Jalan Pamoyanan, Cicendo, Kota Bandung, Kamis (17/11). Kegiatan kerjasama antara Pemprov Jawa Barat, Jabar Quick Response dan Rumah Yatim ini merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jawa Barat terhadap warga, khususnya yang membutuhkan bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gempa bumi tektonik yang melanda Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022), menimbulkan daya rusak luar biasa. Selain banyak merenggut korban jiwa, gempa berkekuatan M 5,6 ini juga menimbulkan banyak korban luka-luka, pengungsi, kerusakan ribuan bangunan, terputusnya jàringan PDAM, listrik, juga jalan dan jembatan di sejumlah titik. Hingga saat ini, pendataan masih dilakukan terkait korban harta maupun nyawa.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong pendataan dilakukan lebih akurat dengan melibatkan kepala desa dan kepala dusun. Ridwan Kamil menilai, Kades dan kadus lebih memahami wilayahnya, terutama menyangkut jumlah warga yang meninggal, luka-luka, yang belum ditemukan, serta bangunan dan fasilitas umum yang rusak.

Selain itu, kata Ridwan Kamil, dengan data yang valid juga mencegah kesimpangsiuran informasi, terutama terkait jumlah warga yang meninggal, luka-luka, atau pun belum ditemukan.

"Tolong Pak Bupati, Sekda bisa dikoordinasikan pendataan dengan kades dan kepala dusun. Diharapkan data segera bisa terekap. Dengan data yang valid akan memudahkan dalam koordinasi dan penanganan, siapa melakukan apa, dan bantuan logistik yang akan disalurkan bisa tepat sesuai dengan yang dibutuhkan warga," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil juga mengapresiasi infrastruktur evakuasi sudah berdatangan ke Cianjur, alat-alat berat dan pasukan TNI/ Polri sudah disiapkan serta dapur-dapur umum pada Senin malam sudah mulai didirikan.

"Dapur umum dihadirkan di 14 titik sesuai dengan jumlah titik pengungsian. Saya juga apresiasi pada TNI/ Polri, serta tim dari Basarnas yang sudah datang, termasuk ratusan relawan dan paramedis. Oksigen pun memadai," katanya.

Selain itu Emil juga juga menghadiri pemakaman jenazah korban gempa hari ini Selasa (22/11). Menurutnya, dari pihak pemerintah akan hadir sebagai bentuk simpati dan rasa kebersamaan.

"Dari aparat pemerintah akan turut menghadiri pemakaman jenazah korban gempa sebagai tanda bahwa negara hadir membersamai masyarakat Cianjur," katanya.

Emil pun menginstruksikan agar dalam penanganan kebencanaan ini jangan sampai ada warga yang mengalami luka-luka terlantar karena tidak mendapat pelayanan di rumah sakit.

"Saya minta jangan sampai ada warga luka-luka yang terlantar di pinggir-pinggir jalan. Mereka supaya diupayakan bisa mendapat perawatan di rumah sakit. Ini perlu diatur," katanya.

"Jika memang karena keterbatasan rumah-rumah sakit di Cianjur tak memungkinkan karena jumlah luka-luka terlalu banyak, saya sudah berkoordinasi dengan rumah sakit di Sukabumi, Bandung, dan Cimahi untuk bisa menangani," imbuhnya.

Dalam mengantisipasi hal ini rumah sakit darurat juga akan dibuka di lingkungan Pendopo Kabupaten Cianjur. Dalam kesempatan tersebut pula disampaikan berdasarkan data sementara Call Center BPBD Kabupaten Cianjur per Senin, pukul 21.00 WIB, tercatat 162 korban meninggal dunia yang sebagian besar anak-anak.

"Kita sangat prihatin juga karena peristiwa terjadi saat anak-anak sedang mengikuti kegiatan di madrasah," ujarnya.

Data BPBD Kabupaten Cianjur ini terdapat perbedaan dengan data terakhir yang dirilis Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin, pukul 19.34 WIB, tercatat 62 orang meninggal dunia.

Emil mengatakan, terdapat 326 luka-luka, mayoritas patah tulang karena mengalami benturan atau tertimpa reruntuhan. Diduga masih ada warga yang terperangkap dalam timbunan atau reruntuhan, sehingga dimungkinkan jumlah korban bertambah.

Selain itu, tercatat pula 13.784 pengungsi yang tersebar di 14 titik pengungsian. Rumah penduduk yang rusak skala 60-100 persen sebanyak 2.345 unit rumah, serta tiga ruas jalan terisolir dengan lima unit mobil yang terperangkap.

"Kejadian sekitar pukul 13.20 WIB ini dari keterangan warga, gempa berlangsung tidak lama hanya 30 detikan. Kekuatan Magnitudo 5,6, skala sedang, tapi daya rusaknya luar biasa. Tercatat 2.345 unit rumah rusak (berat)," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement