Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Menjadi Pribadi yang lebih Efektif

Gaya Hidup | Sunday, 20 Nov 2022, 06:58 WIB

Menjadi lebih efektif di tempat kerja

Revolusi Industri 4.0 telah menghadirkan kecepatan perubahan yang fantastis pada beragam dimensi kehidupan manusia, khususnya di tempat kerja. Ragam dinamika industri dan perubahan pola kerja terpampang di depan mata. Variasi kredo bentuk mentalitas menyeruak ke alam kesadaran kita seperti agile working, future practice, growth mindset, survival of the fastest dan lain sebagainya.

Ragam kredo ini, intinya adalah mendorong individu untuk terus belajar dan belajar terus, sampai ke titik yang belum terdeskripsikan stasiun akhirnya. Atau dengan kata lain, tidak berhenti belajar. Sejalan dengan hal ini, maka penting kiranya memahami ajaran mentalitas positif yang mendorong kita semua untuk terus menjadi powerfull subject (golongan yang memegang kendali, apapun perubahan dan tekanan yang menimpanya) alih-alih menjadi powerless object. Menjadi powerfull subject di era super kompetitif seperti hari ini adalah sebuah pilihan prioritas. Di antara hal yang perlu dipelajari setiap orang adalah, terus berusaha memantapkan diri untuk menjadi pemegang kendali kehidupan disaat dunia terus berubah dan berdinamika.

Ruang Kerja Kita

Ruang kerja kita, khususnya dunia perkantoran swasta, adalah tempat yang sangat dinamis. Persaingan begitu cepat dan keras. Setiap orang dan juga bahkan setiap organisasi tidak berhenti bersaing untuk menjadi yang terbaik, agar mampu bertahan dan tidak tumbang di tengah persaingan. Seringkali bahkan, kerja keras saja tidak cukup. Setiap orang dibayangi oleh hantu resesi, ataupun potensi menjadi pecundang dalam persaingan bisnis yagn begitu ketat.

Maka, kredo belajar terus dan terus belajar menjadi penting. Belajar, adalah jalan keluar paling klasik dan terbukti untuk terus bertahan. Keinginan untuk terus belajar dan kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement) adalah kunci untuk meraih tiga isu penting pada konteks revolusi industry 4.0 ini, yaitu future practice, growth mindset dan agile learning

Maka bagaimanakan para pemilik dan pengelola perusahaan mampu mempertahankan dan mengembangkan karyawan dan perusahaannya?

Berikut adalah konsep tentang Efektivitas Pribadi (Personal Effectiveness) yang mungkin perlu kita ketahui (Lall & Sharma, 2009):

Efektivitas adalah ukuran kemampuan suatu tugas untuk menghasilkan efek atau hasil tertentu yang diinginkan yang dapat diukur secara kualitatif Efektivitas berarti Anda menentukan dengan tepat apa yang ingin Anda lakukan Dalam Efektivitas, titik akhir sudah ditetapkan, dan ini adalah masalah terus meningkatkan proses untuk sampai ke sana.

Sehingga secara umum efektivitas personal (Personal Effectiveness is Being the best I can be, for myself and others), atau bagaimana kita menjadi yang terbaik, bagi diri kita sendiri dan orang lain. Mudah diucapkan, namun penuh tantangan untuk diaplikasikan. Sejumlah tantangannya antara lain adalah bahwa seringkali individu bahkan belum mengupayakan yang terbaik bagi dirinya. Maka, apalagi untuk orang lain? Namun demikian, diantara sejumlah faktor, faktor keketatan persaingan industri hari ini, seakan telah memaksa individu untuk menjadi versi terbaik dirinya.

Dunia industri yang terus berubah, dan terus dihantui oleh badai PHK, jelas memaksa individu karyawan, pemilik, ataupun pengelola perusahaan untuk harus terus menambah kapasitas dirinya ataupun efektivitas personalnya (personal effectiveness-nya). Baik secara internal maupun eksternal, saat ini dorongan kepada individu untuk terus menjadi versi terbaik dirinya, terus menguat. Inilah saat terbaik untuk membangun kapasitas diri yang dapat meliputi self efficacy, self discipline, self management, self growth dan lain-lain.

Maka jelas ini menjadi konsep yang sangat penting untuk dipahami, khususnya oleh praktisi perkantoran (workforce), dan semua kita sebagai pribadi.

Urgensi Efektivitas Pribadi

Lalu, apa urgensi konsep efektivitas pribadi bagi kita selaku karyawan di kantor? Berikut sejumlah manfaat bagi kita (dikembangkan dari (Lall & Sharma, 2009)):

a. Sebagai Basis Kesuksesan dari Organisasi/Perusahaan: Inilah rahasia umumnya, bahwa kesuksesan organisasi/perusahaan adalah akumulasi etos dan kinerja terbaik karyawannya. Semakin setiap karyawan mampu membangun personal effectiveness, maka semakin besar kemungkinan organisasi mampu meraih keberhasilan terbaiknya. Sehingga, setiap investasi untuk mendorong setiap orang/karyawan, mampu dengan tulus, ikhlas serta bersemangat mengeluarkan potensi terbaiknya, layak menjadi arus utama.

b. Mendorong kesuksesan dalam penambahan nilai: Konsep Efektivitas Pribadi, jika dihayati dengan baik, akan mampu mendorong rasa percaya diri dan self esteem yang baik, dimana, kita akan semakin mampu mengembangkan kepercayaan positif dan apresiasi dari nilai kemaampuan dan kekuatan pribadi. Semakin seseorang merasa bahwa dirinya berharga, diakui prestasinya dan dibutuhkan kinerja, maka seyogianya hal ini akan mendorong yang bersangkutan untuk terus mempertahankan etos positif dan kinerja produktifnya.

c. Tata Kelola Pribadi (self management): penghayatan konsep efektivitas pribadi menolong kita untuk semakin menguasai tata kelola pribadi (self management) dan relasi intim antar karyawan (interpersonal relationship) dalam organisasi. Maknanya, hal ini merupakan konsep penting untuk menjadi perhatian, khususnya pimpinan. Yaitu bahwa, sudahkan kami para pengelola organisasi/perusahaan, memberikan ruang dan jalan bagi setiap orang untuk menampilkan yang terbaik bagi diri dan organisasinya? Jika belum, maka hal ini wajib menjadi perhatian. Jika sudah, maka perlu terus dilakukan upaya berkesinambungan dalam rangka menjaga atmosfir positif, dimana setiap orang mampu menampilkan efektifitas pribadinya dan mengembangkan kapabilitas tata kelola pribadinya.

d. Mengembangkan Kompetensi Individu. Kemampuan individu karyawan, untuk terus konsisten dalam efektivitas pribadinya, secara tidak lansung akan terus mendorong yang bersangkutan mengembangkan kompetensinya. Mereka akan semakin nyaman untuk mengeksplorasi kemampuannya dan tidak ragu melahirkan inovasinya.

Selamat mengembangkan diri. Belajar terus dan terus belajar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image