Sabtu 19 Nov 2022 14:45 WIB

Kemenag: Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Terus Berkontribusi untuk Bangsa dan Negara

Muhammadiyah dan 'Aisyiyah serta ormas Islam lainnya diyakini akan terus bersinergi.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.
Foto: Kemenag
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI, Joko Widodo; didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo; hadir dalam Pembukaan Muktamar ke-48 Pengurus Pusat Muhammadiyah dan 'Aisyiyah di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (19/11/22). Ribuan peserta muktamar dari seluruh Indonesia hadir dalam forum tertinggi permusyawaratan perserikatan yang sempat ditunda dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, Muhammadiyah dan 'Aisyiyah sebagai organisasi masyarakat Islam telah menunjukkan perannya dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara. Muhammadiyah yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 telah dan terus berperan di bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, sosial masyarakat, dan kebangsaan.

Baca Juga

Dia menyebut, sejak pertama didirikan pada 1912 Masehi, Perserikatan Muhammadiyah telah dan terus berkontribusi bagi bangsa dan negara. Muhammadiyah telah mewarnai masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke melahirkan sikap moderat dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara," kata Kamaruddin di Jakarta, Sabtu (19/11/22). 

Pada Muktamar ke-48, Muhammadiyah mengusung tema "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta". Sedangkan 'Aisyiyah mengusung tema "Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa". 

Menurut dia, tema yang dipilih sangat relevan. Dia mengatakan, ini saatnya agama dan tokoh agama hadir menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan bahkan dunia. 

"Agama tidak dimaknai sekadar ibadah ritual yang sudah ditetapkan, tetapi terus berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat," kata Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini. 

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peran perempuan juga sangat penting. Dia mengatakan, Islam menempatkan perempuan pada posisi yang adil tanpa diskriminasi. 

"Sejarah Islam dan Nusantara dipenuhi kisah kepahlawanan perempuan di berbagai bidang. Perempuan secara aktif berkontribusi di berbagai lini kehidupan. Posisi inilah yang secara instrumental efektif dilakukan 'Aisyiyah selama ini," ujarnya.

Kamaruddin meyakini, Muhammadiyah dan 'Aisyiyah serta ormas Islam lainnya akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam melahirkan pemahaman moderat dan terus berperan bagi kemajuan bangsa di berbagai bidang. "Selamat dan sukses atas Muktamar ke-48 Pengurus Pusat Muhammadiyah dan 'Aisyiyah tahun 2022," kata Kamaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement